Khar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Operasi pasukan Pakistan menewaskan 30 militan di sebuah kawasan suku bergolak dimana seorang pemimpin anti-Taliban tewas dalam serangan bom pada Jumat, kata beberapa pejabat.

Bentrokan-bentrokan mematikan itu terjadi di tengah ofensif militer terhadap pangkalan-pangkalan Taliban di Waziristan Selatan and sarang militan di Khyber, dua distrik di kawasan suku yang disebut-sebut AS sebagai tempat paling berbahaya di Bumi.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

"Pasukan keamanan membersihkan daerah Narakai setelah perlawanan sengit... Limbelas teroris tewas dan satu prajurit terluka," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, sebuah pernyataan Korps Perbatasan mengatakan, pasukan yang didukung helikopter meriam membunuh 15 militan dalam sebuah operasi baru di Khyber, yang terletak di jalur pemasokan utama NATO menuju Afghanistan di luar Peshawar.

Prajurit-prajurit Angkatan Darat Pakistan dan pasukan paramiliter Korps Perbatasan meningkatkan operasi tiga hari lalu untuk menumpas militan, yang beberapa diantaranya menyerang konvoi-konvoi yang memasok pasukan asing yang memerangi Taliban di Afghanistan.

Jurubicara militer Mayor Fazlur Rehman mengatakan kepada AFP, tiga helikopter meriam membom posisi-posisi gerilyawan dan 200 prajurit mengambil bagian dalam operasi itu.

Sementara itu di daerah sebelah utara lagi, Shahpoor Khan, seorang pemimpin anti-Taliban dan sekutu pemerintah Pakistan di daerah Bajaur, tewas Jumat ketika ia pulang dari sholat Idul Adha.

Khan tewas dan tiga orang lain cedera dalam ledakan bom pinggir jalan di kota Badan, yang juga terletak di kawasan suku dan bagian dari daerah pegunungan yang dianggap AS sebagai markas Al-Qaeda.

Serangan-serangan dan pemboman bunuh diri meningkat sejak Pakistan meluncurkan ofensif besar-besaran bulan lalu yang dirancang untuk melenyapkan gerilyawan Taliban dari tempat-tempat persembunyian mereka di Waziristan Selatan, ke arah selatan lagi di kawasan suku.

Beberapa analis telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan tempat lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan, yang sedang digempur pasukan darat Pakistan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus tahun lalu, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Sebanyak 30.000 prajurit Pakistan kini mengambil bagian dalam ofensif terhadap sekitar 10.000 hingga 12.000 militan di kawasan suku semi-otonomi Waziristan Selatan yang dilanda kekacauan. Pekerja-pekerja bantuan mengatakan, ratusan ribu orang mengungsi akibat pertempuran itu.

Militer Pakistan sebelumnya meluncurkan ofensif besar-besaran setelah Taliban bergerak maju dari Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad, setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.

Pakistan menyatakan, lebih dari 1.930 militan dan 170 personel keamanan tewas, namun jumlah kematian itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen.

AS mendukung ofensif militer Pakistan terhadap Taliban di Lembah Swat dan daerah-daerah baratlaut sekitarnya, yang diluncurkan pada akhir April setelah serangan-serangan sebelumnya yang menterlantarkan 1,9 juta orang.

Ofensif militer besar itu diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk memerangi Al-Qaeda.

Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat tujuan wisata namun kemudian menjadi markas kelompok Taliban.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009