Makassar (ANTARA News) - Pengamat komunikasi politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Abdul Gaffar menilai kunjungan Menpora Andi Alifian Mallarangeng ke kediaman Jusuf Kalla, Jumat malam, sebagai isyarat permohonan maaf.

"Meski tidak menyampaikan secara lisan, kunjungan itu sudah mengisyaratkan pernyataan maaf secara bahasa tubuh," kata Abdul Gaffar di Makassar, Jumat.

Sehingga, kata dia, Alifian Mallarangeng tak perlu lagi menyampaikan permintaan maaf secara lisan jika memang sikap dan pernyatan politiknya pada pilpres lalu dianggap berseberangan dengan Jusuf Kalla.

"Kunjungan seorang anak muda Sulsel ke orang tua, secara budaya sudah sangat dianggap suatu penghormatan," ujarnya.

Menurut analisisnya, Alifian Mallarangen sebenarnya ingin menyampaikan permintaan maaf tersebut secara lisan, namun sebagai pejabat negara, Alifian tidak diperbolehkan mengeluarkan pernyataan yang bisa berakibat multi tafsir dan berdampak panjang.

"Kunjungan itu sudah menyatakan pengakuan bahma JK adalah memang seorang pemimpin," ujarnya.

Kedatangan Alifian Mallarangeng itu, kata dia, juga secara otomatis menjadi isyarat permintaan maaf ke masyarakat Sulawesi Selatan.

Sehingga tak perlu lagi masyarakat Sulsel resistensi terhadap Andi Alifian Mallarrangeng, seperti yang ditunjukkan saat kampanye pemilihan presiden lalu.

Kedatangan Alifian bersama dua saudaranya, Rizal dan Choel Mallarangeng di kediaman JK, Jl. Haji Bau Makassar, berlangsung tertutup pada Jumat malam.

Kunjungan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu juga dihadiri sejumlah tokoh lain, seperti Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Walikota Makassar Ilham Arif Sirajuddin, Anggota DPD Sulsel Aksa Mahmud dan sejumlah kalangan pengusaha di daerah itu.

Dalam keterangannya ke wartawan, Alifian mengatakan, kunjungan itu bersifat murni silaturahmi.

Selain karena bertepatan dengan perayaan Idul Adha, ia bersama keluarga besar Mallarangeng juga melaksanakan shalat ied di kampung halamannya di Kota Parepare, sekitar 150 kilometer dari Makassar.

Menurut Alifian, ia dan JK tidak membicarakan masalah pilpres, kasus Bank Century maupun kasus kriminalisasi KPK. Hanya pembicaraan tentang kemajuan infrastruktur jalan poros Sulsel serta pengalaman JK sebagai menteri dan wakil presiden. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009