Manado (ANTARA News) - Akibat pohon tumbang dihantam angin kencang di wilayah Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), menyebabkan kemacetan panjang hingga tujuh jam di jalur trans Sulawesi pada 26 November 2009 malam hari.
"Trans Sulawesi yang menghubungkan jalur darat dari Sulawesi Utara (Sulut), Gorontalo, Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Selatan ikut terganggu," kata Kasat Polisi Pamong Praja (PP) Minsel Lona Wattie, Jumat.
Walaupun terjadi kemacetan hingga tujuh jam lamanya, dari pukul 17.30 wita hingga 23.50 wita, tidak ada dampak buruk bagi keselamatan manusia baik di lokasi tumbangnya pohon maupun pengendara kendaraan roda dua dan roda empat.
Tumbangnya pohon di jalur trans Sulawesi atau di depan PT Cargill Amurang itu, lebih disebabkan badai Nida yang melanda daerah itu sejak beberapa hari.
Bahkan BMKG Manado sempat mengeluarkan peringatan seiring kondisi cuaca tersebut akan berlangsung sampai tiga hari kedepan dengan angin bertiup 20-30 kilometer per jam.
Kemacetan lalu lintas hingga tujuh jam lamanya, sempat dimanfaatkan sejumlah warga di lokasi itu untuk memungut biaya guna membantu memotong pohon yang tumbang dengan mesin potong Sensow.
"Kami tidak menuntut setiap kendaraan yang lewat untuk membayar, hanya kerelaan dari para sopir atau warga untuk membantu membeli bahan bakar untuk mesin potong sensow," katanya.
Hanya saja tumbangnya pohon dengan ketinggian mencapai 15 meter lebih itu, tidak menyebabkan korban jiwa atau kerugian materi, karena memang jatuh tepat di tengah jalan jalur trans Sulawesi.
Warga sekitar sempat kecewa karena tidak ada satupun pejabat maupun petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel yang nampak di lokasi itu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009