Mereka ditemukan ketika tengah bersembunyi di semak-semak pulau tersebut

Kuala Lumpur (ANTARA) - Sebanyak 26 orang pengungsi Rohingya yang sebelumnya dilaporkan hilang dan dikhawatirkan tenggelam ketika berusaha berenang menuju daratan di pulau resor Langkawi, Malaysia, akhirnya ditemukan hidup di pulau kecil sekitar.

"Mereka ditemukan ketika tengah bersembunyi di semak-semak pulau tersebut," kata Mohd Zubil Mat Som, direktur jenderal Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA), otoritas penjagaan laut negara itu, pada Senin.

Sabtu (25/7) malam, seorang pengungsi Rohingya berenang ke pesisir barat Langkawi setelah turun dari kapal kecil yang ia tumpangi. Otoritas menyebut kemungkinan sisa anggota kelompok pengungsi itu tenggelam sebelum mencapai daratan.

Kini petugas telah menahan para pengungsi tersebut. Dua pengungsi Rohingya lainnya juga ikut ditangkap atas tuduhan perdagangan orang dalam kaitannya dengan penemuan para pengungsi itu, demikian tutur Mohd Zubil.

Ke-26 pengungsi diyakini dipindahkan ke perahu kecil agar bisa masuk ke Malaysia, setelah mereka mengarungi lautan dengan kapal utama yang mengangkut ratusan orang dari Bangladesh.

Malaysia sendiri tidak mengakui status pengungsi, namun banyak Muslim Rohingya yang melarikan diri dari tanah air mereka di Myanmar, dan belakangan ini dari kamp pengungsian di Bangladesh, menuju negara itu.

Bulan lalu, Malaysia menahan 269 orang Rohingya yang datang ke Langkawi menggunakan kapal rusak. Mohd Zubil menyebut ketika itu sejumlah pengungsi di kapal diyakini meninggal dunia dalam perjalanan yang mencapai waktu empat bulan.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menyatakan bahwa Malaysia tidak mampu lagi menerima lebih banyak pengungsi Rohingya karena ekonomi dalam negeri tengah terganggu akibat krisis pandemi COVID-19.

Sumber: Reuters

Baca juga: Amnesty International desak Malaysia bebaskan pengungsi Rohingya
Baca juga: Malaysia bebaskan 27 pengungsi Rohingya dari hukuman cambuk
Baca juga: Malaysia tidak bisa lagi tampung pengungsi Rohingya

Penerjemah: Suwanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020