Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 akan mengubah strategi sosialisasi dan komunikasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai COVID-19 serta kesadaran masyarakat untuk mencegah penularan penyakit tersebut.

"Bapak Presiden memerintahkan tentang prioritas perubahan perilaku melalui program sosialisasi dan komunikasi yang efektif. Kami akan meningkatkan kolaborasi pentahelix berbasis komunitas dengan melibatkan peran tokoh-tokoh di daerah," kata Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo di Jakarta, Senin.

Usai mengikuti rapat terbatas mengenai penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, Doni mengemukakan rencana pelibatan tokoh agama, tokoh masyarakat, sosiolog, antropolog, dan psikolog dalam perumusan strategi sosialisasi dan komunikasi terkait pencegahan COVID-19.

Strategi tersebut rencananya diterapkan di delapan provinsi prioritas, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua.

Doni, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan bahwa penanganan wabah flu Spanyol pada Maret 1918 sampai September 1919 yang merenggut hingga empat juta orang di Pulau Jawa mengajarkan penerapan pendekatan budaya dalam upaya mengubah perilaku masyarakat.

"Yaitu memberikan penjelasan kepada masyarakat melalui kegiatan wayang. Kami mencoba untuk merumuskan suatu strategi komunikasi dan sosialisasi yang lebih efektif yang arahnya adalah sampai ke tingkat desa sehingga diharapkan tingkat kepatuhan masyarakat menjadi lebih baik," katanya.

Pemerintah sudah menunjuk Wiku Adisasmito dan Reisa Broto Asmoro untuk menggantikan Achmad Yurianto menjadi juru bicara pemerintah untuk urusan penanganan COVID-19.

"Bapak Presiden menekankan untuk sosialisasi dan komunikasi diprioritaskan kepada tema-tema yang mudah diikuti oleh masyarakat misalnya sosialisasi minggu ini adalah mengenai jaga jarak, hindari kerumunan," kata Doni.

Sosialisasi selanjutnya, ia mengatakan, akan fokus pada penggunaan masker serta cara mencuci tangan yang baik dan benar.

"Diharapkan seluruh pimpinan baik di pusat dan daerah bisa menjadi contoh teladan untuk memberikan suatu cara yang benar dalam menggunakan masker dan kapan waktunya masker digunakan," katanya.

"Satgas akan meningkatkan upaya sosialisasi dan komunikasi agar seluruh masyarakat bisa paham COVID-19 ini, karena kita belum tahu kapan akan berakhir, karena kita masih mengupayakan vaksin dan itu pun kita masih menunggu," ia menambahkan.

Hingga Minggu (26/7) jumlah akumulatif pasien COVID-19 di Indonesia mencapai 98.778 orang, 56.655 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan 4.781 orang meninggal dunia. Selain itu ada 55.647 pasien suspek COVID-19.

Kasus COVID-19 sudah menyebar di seluruh provinsi di Indonesia dengan kasus paling banyak di Jawa Timur (20.256) disusul DKI Jakarta (18.741), Sulawesi Selatan (8.747), Jawa Tengah (8.336), Jawa Barat (5.988), Kalimantan Selatan (4.540), Sumatera Utara (3.371), Sumatera Selatan (3.228), Bali (3.114), Papua (2.832), Sulawesi Utara (2.216), Nusa Tenggara Barat (1.883), Banten (1.724), dan Kalimantan Tengah (1.587).

Baca juga:
Uji klinis vaksin COVID-19 di Bandung akan dipusatkan di enam tempat
Sri Mulyani: Pemda punya tugas yang berat dan sulit atasi dampak COVID

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020