Windhoek, (ANTARA News) - Rakyat Namibia, Jumat, mulai memberi suara dalam pemilihan umum dua hari, yang diperkirakan akan dimenangkan Organisasi Rakyat Afrika Barat Daya (SWAPO), yang berkuasa, meskipun terdapat tantangan keras dari partai baru yang berusaha mematahkannya.

Presiden Hifikepunye Pohamba berusaha menjabat untuk kedua kali, berhadapan dengan pesaing utamanya partai Perhimpunan untuk Demokrasi dan Kemajuan (RDP), sebagaimana dikutip dari AFP.

Mantan menteri luar negeri Hidipo Hamutenya membentuk partai baru itu dua tahun lalu, setelah dia kalah dalam upayanya merebut kepemimpinan SWAPO dan sesudah dia pensiun dari partai pembebasan yang dipimpin Sam Nujoma pada 2004.

RDP, salah satu dari dua terbesar di antara 12 partai yang ikut ambil bagian dalam pemilihan presiden, mengklaim mendapat dukungan dari sekitar 250.000 orang dari lebih kurang 1,1 juta pemilik suara.

Hamutenya adalah tokoh populer di SWAPO, dan dia berharap membuka kran ketidak-puasan terhadap partai yang berkuasa, yang telah memerintah sejak kemerdekaan, 1990.

"Segala sesuatunya sudah siap, kotak-kotak suara dan staf pemilihan telah diberangkatkan ke 13 wilayah di seluruh Namibia," kata Rukkie Tjingaete, juru bicara Komisi Pemilu Namibia kepada para wartawan Kamis.

Tidak ada hambatan besar di bidang penyelenggaraan atau hambatan logistik yang dihadapi dalam perencanaan pemilu keempat di negara tersebut sejak kemerdekaan, katanya.

Lima tahun lalu SWAPO meraih tiga perempat suara baik dalam pemilihan presiden maupun anggota parlemen, seperti hasil yang dicapai pada pemilu 1999.

RDP tidak mengharapkan menang, namun berharap menjadi partai oposisi terbesar.

Ketegangan antara kedua pihak terkadang berubah menjadi saling kecam dan intimidasi terhadap RDP, dan beberapa loyalis SWAPO mengimbau beberapa pertemuan terbuka "agar tidak didatangi" untuk mematahkannya.

Namun secara keseluruhan kampanye pemilu tidak tampak sangat bersemangat. SWAPO memuji pembangunan jalan-jalan, klinik, sekolah-sekolah selama lima tahun terakhir oleh pemerintahnya, namun tak jelas mengenai sasaran masa depannya.

Sebagian besar partai oposisi menjanjikan pendidikan gratis, dan menyeru semua keluarga miskin Namibia yang anak mereka sering putus sekolah karena tak mampu membayar biaya sekolah yang terus meningkat.

Partai oposisi juga mengatakan mereka akan berperang terhadap korupsi dan nepotisme di pemerintahan.

Para pemilih menerima selembar surat suara untuk memilih satu partai untuk anggota parlemen, dan satu suara langsung untuk calon presiden.

Untuk pertama kali, penghitungan akan dimulai secara langsung setelah pemungutan suara selesai, dan hasilnya akan diumumkan di luar masing-masing kantor pemungutan suara.

Namun, verifikasi dan hasil akhir akan secara resmi diumumkan beberapa hari kemudian.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009