Jambi (ANTARA) - Kepala kepolisian daerah (Kapolda) Jambi, Irjen Pol Firman Santyabudi didampingi Wakapolda, Brigjen Pol Dul Alim mengecek kendaraan perlengkapan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lapangan markas kepolisian daerah (Mapolda) Jambi, Senin.

Pengecekan yang dilakukan kapolda dan wakapolda serta diikuti pejabat utama Polda Jambi untuk memastikan kesiapan dari kendaraan yang digunakan dalam penanggulangan karhutla di Provinsi Jambi bila terjadi tahun ini.

Kapolda Jambi, Irjen Pol Firman Santyabudi mengatakan pengecekan ini untuk melihat kesiapan pelengkapan dan personel yang akan mengawaki kendaraan penanggulangan karhutla tersebut.

Baca juga: Pesawat amfibi China mengudara dari lepas pantai, misi atasi karhutla
Baca juga: Kepala Polda Jambi pantau kondisi hutan dan lahan dari udara
Baca juga: Pemberdayaan masyarakat bantu cegah karhutla di Desa Pulantani

"Ini pengecekan untuk kesiapan Polda Jambi dalam penanggulangan karhutla dan semoga di Jambi tidak ada karhutla nantinya dan kepada personel yang mengawaki untuk tetap semangat dan selalu bertanggungjawab dalam melaksankan tugas nantinya," kata Firman.

Kapolda juga mengatakan, pentingnya pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan. Dengan pemetaan tersebut dapat menguasai dan memahami lokasi karhutla sehingga akan memudahkan Petugas Satgas Karhutla dalam pencegahan kebakaran.

Dari hasil pantauan udara yang telah dilakukan Sabtu lalu, Satgas Karhutla akan menentukan titik-titik rawan karhutla.

Kapolda Jambi, Irjen Pol Firman Shantyabudi juga menjelaskan bahwa selama pemantauan udara tidak ada lahan yang terbakar namun ada beberapa lahan yang kondisinya mulai mengering dan rawan terbakar seperti wilayah Tanjungjabung Timur, Tanjungjabung Barat, dan Muarojambi.

Di Muarojambi lahan yang mengering terpantau di area Puding, Jebus, Seponjen, Sungai Gelam, dan Sogo. Sedangkan di Tanjungjabung Timur lahan kering terpantau di Kawasan Sungai Cemara, Air Laut Hitam, Remau Bako Tuo, Dendang, dan Catur Rahayu.

"Yang dilihat dari udara adalah kondisi tanahnya terpantau kering, tetapi pepohonan masih basah," kata Firman.

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020