Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) mengalokasikan dana sebesar 500 juta dolar AS untuk membiayai program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap kedua, demikian Infrastructure Specialist Indonesia Resident Mission ADB Rehan Kausar di Jakarta, Kamis.
Pendanaan sebesar itu digunakan untuk membiayai proyek pembangkit panas bumi yang masuk program 10.000 MW tahap kedua. "Kami siapkan 500 juta dolar AS buat membiayai proyek panas bumi," katanya.
Menurut dia, ADB menyediakan 350 juta dolar AS, sementara sisanya berupa pendanaan teknologi bersih dari sejumlah lembaga pendanaan internasional berasal dari Bank Dunia dan termasuk ADB.
ADB telah memberikan pendanaan proyek energi terbarukan senilai 161 juta dolar AS , diantaranya untuk PLTP Lahendong Unit 2 senilai 30 juta dolar AS dan PLTP Lahendong Unit 4 sebesar 40 juta dolar AS.
Berdasarkan data PT PLN (Persero), proyek 10.000 MW tahap kedua berdaya 10.677 MW yang terdiri dari PLTU 4.294 MW, PLTGU 1.626 MW, PLTP 3.583 MW, dan PLTA 1.174 MW.
Saat ini, pelaksanaan proyek masih menunggu penerbitan peraturan presiden (perpres) yang masih dibahas Menko Perekonomian.
Kausar menambahkan, ADB juga menyalurkan pinjaman untuk perbaikan kabel transmisi listrik di sistem interkoneksi Jawa-Bali senilai 100 juta dolar AS dan ini juga masih menunggu persetujuan pemerintah.
Jika pemerintah Indonesia menyetujui, maka ADB akan membahasnya dalam sidang Dewan Direktur ADB di Manila, Filipina yang dijadwalkan berlangsung pada Januari 2010.
"Setelah disetujui, dana akan segera dicairkan," ujarnya. ADB akan terus meningkatkan investasi di bidang energi ramah lingkungan.
Pada 2008, investasi energi baru dan terbarukan ADB mencapai 1,7 miliar dolar AS atau lebih tinggi dibandingkan target sebesar satu miliar dolar AS.
Dewan Direktur ADB sepakat meningkatkan target hingga dua kali lipat menjadi dua miliar dolar AS mulai 2013.
ADB yang berkedudukan di Manila, pada 2008 telah menyetujui pinjaman 10,5 miliar dolar AS, hibah 811,4 juta dolar AS dan bantuan teknis 274,5 juta dolar AS. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
jadi negri HUTANG.sedang uang rakyat lari ke Pejabat n Koruptor.