Jakarta (ANTARA News)- Indonesia membutuhkan empat miliar dolar AS untuk investasi dalama upaya menciptakan efisiensi energi, demikian Direktur Divisi Air dan Energi Bank Pembangunan Asia (ADB) Anthony Jude di Jakarta, Kamis.

Dia menyebut kebutuhan investasi Indonesi ini menjadi peluang bagi lembaga keuangan dalam dan luar negeri, serta industri terkait.

Jude melanjutkan, nilai empat miliar dolar AS itu diantaranya berasal dari penghematan energi pada bangunan komersial dan fasilitas industri.

Proyek penghematan energi tersebut bisa berupa modifikasi sistem kelistrikan hingga perbaikan pendingin udara, pencahayaan dan pemanfaatan buangan panas.

ADB menghitung sebuah bank komersial yang mendanai proyek perbaikan AC, pompa dan pencahayaan bangunan perkantoran senilai 420.000 dolar AS, bisa menciptyakan penghematan listrik 100.000 dolar AS per tahun.

"Dengan hitungan itu, maka modal investasi awal bisa kembali dalam waktu empat tahun," ujarnya.

Analis Senior Pembangunan Sektor Swasta untuk Asia Tenggara ADB Medeleine Varkay menambahkan, pelaksanaan survei tersebut dilakukan pada Mei-Oktober 2009.

Menurut dia, perkiraan nilai investasi itu terdiri dari efisiensi bangunan komersial sebesar satu miliar dolar AS dan tiga miliar dolar AS lainnya berasal dari sektor industri.

ADB yang berkedudukan di Manila, pada 2008 telah menyetujui pinjaman 10,5 miliar dolar AS, hibah 811,4 juta dolar AS dan bantuan teknis 274,5 juta dolar AS. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009