sekarang sudah di kas daerah dan akan segera kita salurkan

Bengkulu (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni menyebutkan pihaknya telah menerima transfer dari pemerintah pusat Rp800 juta untuk insentif tenaga kesehatan (nakes) yang menangani kasus COVID-19 yang bekerja di lingkungan Pemprov Bengkulu.

"Dana insentif untuk nakes yang bersumber dari APBN telah kita terima, sekarang sudah di kas daerah dan akan segera kita salurkan," kata Herwan di Bengkulu, Minggu.

Ia menjelaskan saat ini pihaknya sedang melakukan verifikasi jumlah nakes yang akan menerima insentif tersebut.

Baca juga: Tenaga kesehatan 9 RS di DIY telah terima insentif penanganan COVID-19

Menurut dia, pemberian insentif ini akan diprioritaskan bagi nakes yang menangani langsung pasien suspek maupun pasien positif COVID-19.

"Tidak semua nakes akan mendapatkan insentif ini karena ini khusus yang menangani pasien suspek dan positif COVID-19 saja,'' jelasnya.

Baca juga: Insentif tenaga kesehatan untuk dokter di Nduga Rp12 juta

Ia menambahkan insentif untuk nakes ini diberikan berdasarkan kriteria yang diberikan pemerintah pusat yaitu nakes di laboratorium yang menjadi rujukan pemeriksaan tes usap, rumah sakit vertikal dan rumah sakit rujukan COVID-19.

Untuk besaran insentif yang diterima berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/392/2020 tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan yang Menangani COVID-19 yaitu dokter spesialis Rp15 juta, dokter umum Rp10 juta, perawat Rp7,5 juta dan analis sebesar Rp5 juta.

Baca juga: Insentif tenaga kesehatan di Bengkulu belum cair

Baca juga: Untuk insentif nakes COVID-29 di Bogor, Kemenkes siapkan Rp25 miliar

Selain itu, kata dia, Pemprov Bengkulu juga memberikan insentif bagi relawan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Bengkulu dan relawan di laboratorium RSUD M Yunus Bengkulu yang dananya bersumber dari APBD.

Secara keseluruhan relawan di dua laboratorium itu sebanyak 20 orang yakni 15 orang di Labkesda dan 5 orang di Laboratorium RSUD M Yunus.

''Untuk relawan kita patok mendapatkan intensif sebesar Rp3 juta setiap orang per satu bulannya,'' kata Herwan.

Baca juga: Segera cairkan insentif tenaga kesehatan di daerah

Pewarta: Carminanda
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020