Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Januari turun 50 sen ke posisi 77,76 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.
Minyak mentah "Brent North Sea" juga untuk pengiriman Januari turun 47 persen menjadi 77,97 dolar per barel.
Harga menguat semalam karena data baru AS menunjukkan angka pengangguran diklaim turun pada pekan yang berakhir 21 November menjadi hanya 466.000, tingkat terendah sejak September 2008.
Laporan serupa menunjukkan bahwa belanja konsumen naik lebih dari yang diperkirakan pada Oktober dan penjualan rumah baru naik pada tingkat terkuat sejak September 2008.
"Sentimen (pasar) yang berlebihan didasarkan pada pemberitaan ekonomi," kata Andy Lipow, analis pada Lipov Oil Associates.
Harga minyak mentah kemungkinan melemah pada perdagangan Asia pagi karena para investor berubah fokus dengan mencerna data minyak mingguan dari Departemen Enegri AS (DOE), kata analis.
"Jumlah inventaris di mana tidak menjadi inspirasi untuk mendorong pasar lebih tinggi," kata Jason Feer, wakil pimpinan regional untuk para analis energi yang berbasis di Singapura, Argus Media.
"Fundamental permintaan masih lemah," katanya.
DoE mengatakan Rabu dalam laporan mingguannya bahwa cadangan minyak naik satu juta barel pada pekan yang berakhir 20 November dan cadangan bensin di mana naik dengan jumlah yang sama.
Laporan mingguan DoE mendekati pengamatan pasar karena Amerika Serikat merupakan konsumen energi terbesar dunia.
Sementara, Aljazair, negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan bahwa kartel minyak itu kemungkinan tetap mempertahankan tingkat produksinya pada saat organisasi minyak dunia itu bertemu bulan depan di Angola.
"Kami akan mempertahankan tingkat produksi yang sama hingga kami mempunyai suatu visi jelas dari situasi ekonomi dunia," kata Menteri Energi Aljazair Chakib Khelil dalam sebuah laporan yang dimuat oleh kantor berita APS.OPEC memasok 40 persen dari minyak mentah dunia.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009