London, 26/11 (ANTARA/AFP) - Harga minyak di London naik pada Rabu waktu setempat, karena data resmi menunjukkan persediaan distilasi (sulingan) di Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar dunia, secara mengejutkan jatuh pada minggu lalu.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, naik 73 sen menjadi 76,75 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari naik 99 sen menjadi 77,45 dolar per barel pada akhir perdagangan London.

Departemen Energi AS (DoE) melaporkan bahwa stok distilasi jatuh 500.000 barel pada minggu yang berakhir 20 November. Analis telah memperkirakan peningkatan 500.000 barel.

Destilasi termasuk bahan bakar pemanas, yang secara tradisional permintaannya tinggi sepanjang waktu tahun ini di tengah musim dingin di belahan bumi utara.

Minyak mentah pada Rabu mendapat dukungan juga dari greenback yang lemah, karena denominasi dolar membuat bahan baku lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, memicu permintaan dan akhirnya meningkatkan harga.

Di tempat lain, pedagang mencerna komentar dari menteri energi Aljazair yang mengatakan OPEC kemungkinan mempertahankan tingkat produksi saat menteri kartel bertemu di Luanda, Angola pada 22 Desember.

"Kami akan menjaga tingkat produksi yang sama sampai kami memiliki visi yang lebih jelas dari situasi ekonomi dunia," Chakib Khelil mengatakan dalam sebuah laporannya.

"Setiap keputusan oleh OPEC akan tergantung pada perkembangan ekonomi dunia ... saya pikir semua orang setuju bahwa kami belum memiliki gambaran yang lebih jelas tentang ekonomi dunia.

"Lebih baik untuk tinggal dengan situasi saat ini, yaitu mempertahankan kuota produksi," katanya, seraya menambahkan bahwa pasar saat ini mendapat banyak pasokan minyak.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengkaji ulang kuota produksinya dalam pertemuan bulan depan. Venezuela dan Kuwait telah mengatakan mereka ingin terus berproduksi pada 24,84 juta barel per hari, tingkat yang ditetapkan pada Januari.

Khelil mengatakan harga minyak tidak hanya ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Pengaruh yang lebih besar adalah "proyeksi lebih optimis" untuk momentum ekonomi global.

"Kebanyakan orang berpikir ekonomi akan membaik, bahwa permintaan akan meningkat dan harga akan memperkuat," katanya.

Akibatnya, dealer membeli minyak sekarang agar dapat menjual pada harga yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

"Tapi kalau segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik, mereka akan mulai untuk menyingkirkan minyak ini sangat cepat," ia meramalkan, menunjukkan kemungkinan resesi lain.

Khelil mengatakan ekonomi AS, terhubung sangat erat dengan China dan India, bisa membebani harga minyak jika Amerika Serikat mengalami pelambatan baru.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009