Khartoum (ANTARA News/Reuters) - Sudan telah menangkap tigawarganegaranya yang dicurigai membantu menculik seorang pekerja PalangMerah Perancis/Inggris di Darfur, kata beberapa sumber keamanan danbantuan.

Gauthier Lefevre, anggota Komite Internasional PalangMerah (ICRC), adalah pekerja kemanusiaan asing kelima yang diculik diSudan sejak Pengadilan Kejahatan Internasional mengeluarkan suratperintah penangkapan terhadap Presiden Omar al-Bashir pada Maret atastuduhan melakukan kejahatan perang di Sudan barat.

"Kami telah menangkap tiga orang... warga Sudan... dan mereka kinidiinterogasi," kata seorang pejabat tinggi badan intelijen Sudan kepadaReuters, Selasa.

Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan, ketigaorang itu dituduh membantu merencanakan penculikan tersebut dan ditahandi el-Geneina, ibukota Darfur Barat.

Satu sumber keamanan lain mengatakan, salah seorang dari mereka ybagditangkap itu adalah seorang wanita, yang dituduh mengizinkan penculiktinggal di rumahnya.

ICRC, yang menghentikan iperasi di Darfur Barat setelah mengatakan,mereka tidak memiliki informasi mengenai penangkapan-penangkapan itu.

"ICRC percaya bahwa pihak berwenang mengambil segala langkah untukmencapai pembebasan yang lancar," kata jurubicara ICRC Tamara al-Rifai.

Badan-badan bantuan menyatakan, mereka menghadapi permusuhan yangmeningkat di Darfur sejak Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC)mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Sudan OmarHassan al-Beshir atas tuduhan melakukan kejahatan perang pada Maret.

Tidak satu pun dari mereka yang bertanggung jawab atas penculikansebagian besar staf internasional sejak Maret telah ditangkap.

Ketegangan meningkat di Sudan setelah ICC pada 4 Maret memerintahkanpenangkapan terhadap Beshir karena kejahatan perang dan kejahatan ataskemanusiaan di Darfur, Sudan barat.

Perundingan antara pemerintah Khartoum dan pemberontak Darfur untukmengatasi ketegangan itu ditunda lagi pertengahan bulan ini.

Perundingan yang dituanrumahahi Qatar itu sebelumnya dijadwalkanberlangsung pada 28 Oktober namun penengah PBB Djibril Bassolemengatakan pada saat itu bahwa pertemuan tersebut ditunda sampai 16November karena waktunya bertepatan dengan pertemuan puncak Uni Afrika.Jadwal terakhir itu pun ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Pada Februari, kelompok pemberontak utama Darfur, Gerakan Keadilan danPersamaan Hak (JEM) menandatangani sebuah perjanjian perdamaian denganpemerintah Khartoum mengenai langkah-langkah pembangunan kepercayaanyang bertujuan mencapai perjanjian perdamaian resmi.

Pada Mei, JEM sepakat memulai lagi perundingan dengan Khartoum yangdihentikannya setelah pengadilan internasional mengeluarkan suratperintah penangkapan bagi presiden Sudan.

Jurubicara ICC Laurence Blairon mengatakan kepada wartawan dipengadilan yang berlokasi di Den Haag, surat perintah penangkapanterhadap Beshir itu berisikan tujuh tuduhan -- lima kejahatan ataskemanusiaan dan dua kejahatan perang.

Sudan bereaksi dengan mengusir 13 organisasi bantuan dengan mengatakan,mereka telah membantu pengadilan internasional di Den Haag itu, namuntuduhan tersebut dibantah oleh kelompok-kelompok bantuan itu.

Sejumlah pejabat PBB yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan,pengusiran badan-badan bantuan itu akan memiliki dampak yang sangatmerugikan bagi rakyat Darfur.

Para ahli internasional mengatakan, pertempuran hampir enam tahun diDarfur telah menewaskan 200.000 orang dan lebih dari 2,7 juta orangterusir dari tempat tinggal mereka. Khartoum mengatakan, hanya 10.000orang tewas.

PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus diwilayah Darfur, pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritasmengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untukmenuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009