Pontianak (ANTARA) - Sebuah bisnis yang dijalankan tidak hanya semata - mata untuk mengejar keuntungan, namun ada sisi lainnya seperti berharap keberkahan dan bisa menjadi ladang amal untuk hari akhir.
Hal itu menjadi satu di antara prinsip dari manajemen usaha, Roti Gembul. Roti bakar dengan merek dagang Roti Gembul hadir di tengah masyarakat Kota Pontianak dan Kubu Raya dalam menuju keberkahan dengan menghadirkan produk yang halal. Bahan baku untuk produksi memang diperhatikan terutama soal kehalalan dan kualitas.
Manajer Roti Gembul, Harry Dirgantara menyebutkan Roti Gembul tersebut satu di antara cabang usaha dari Unit Amal Usaha Masjid Kapal Munzalan. Artinya dari sisi permodalan dan keuntungan serta kepemilikan dari masjid yang saat ini juga gencar menyasar pada amal usaha di berbagai sektor bidang.
Dengan hal tersebut, prinsip keberkahan melalui produk halal dan lainnya sangat diutamakan. Sehingga dalam manajemen usaha sendiri, karyawan diminta dalam setiap memulai pekerjaan harus berdoa dan membaca Alquran, per lembar untuk di bagian pelayanan dan 1 jus untuk manajemen administrasi dalam sehari. Bahkan, untuk semua karyawan untuk melaksanakan shalat sunat dhuha. Kemudian bagi laki - laki shalat wajib di masjid dan yang wanita di lokasi bekerja.
"Selain mengelola sistem yang baik, tantangan dalam bisnis yakni SDM itu sendiri. Manusia kadang berubah- ubah dalam berbagai hal. Nah, agar pelayanan dan produk serta usaha tetap berkah kita serahkan atau tawakal kepada Allah. Tentu melalui upaya pendekatan kepadaNya," ujar Harry.
Harry menceritakan bahwa usaha Roti Gembul dirintis sejak April 2018. Usaha roti dipilih karena di Kota Pontianak dan Kubu Raya yang menjual roti siap saji dan segar masih minim. Kebanyakan, roti - roti yang dijual dalam bentuk kemasan saja. Dengan hal itu, menjadi peluang usaha. Apalagi dirinya pernah menjadi manager di bidang kuliner, sebelum bergabung di unit Amal Usaha Masjid Kapal Munzalan sehingga sedikit banyaknya paham bisnis kuliner.
Sambutan masyarakat dengan Roti Gembul sangat baik dan hal itu dibuktikan semakin diminati dan usaha dijalankan terus tumbuh.
Hingga di kurun waktu 2 tahun ini, Roti Gembul total memiliki 5 cabang, dengan cabang utama di daerah Sungai Raya Dalam, Kota Pontianak. Tiga lokasi lainnya di kota yang dilalui sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas ini ada di Jalan Uray Bawadi, Tabrani Ahmad dan daerah Kota Baru. Sisanya di Desa Kapur, Kabupaten Kubu Raya.
Total karyawan Roti Gembul saat ini sebanyak 25 orang. Untuk gaji dan bonus karyawan juga menjadi perhatian manajemen, sehingga usaha tetap berjalan maksimal dan berkah.
"Untuk omset penjualan bersyukur dalam sebulan sudah capai ratusan juta rupiah. Keuntungan 100 persen untuk masjid dan itu untuk aktivitas amal baik lainnya. Saat wabah COVID- 19 kita tetap bertahan dan tidak ada PHK karyawan. Karyawan juga tetap dapat THR," katanya.
Terkait penjualan dan promosi, sejumlah strategi yang pihaknya jalankan. Sehingga usaha terus eksis. Selain diawali dengan doa setiap aktivitas pekerjaan, pihaknya terus membuat program promosi dalam dua kali dalam sebulan.
Selanjutnya, jenis roti dan varian rasa yang dijual terus diperbaharui, diganti atau ditambah sesuai tren yang diminati pembeli. Dengan hal itu, bisa memberikan penyegaran produk dan pelanggan memiliki pilihan yang banyak. Untuk varian seperti coklat (dark coklat dan coco maltin), srikaya, tiramisu, greentea, keju dan original serta lainya. Terkait harga sangat terjangkau mulai Rp3.000 hingga Rp23.000 per buah.
Untuk media promosi, pihaknya tidak luput dari pemanfaatan media sosial. Media sosial sangat membantu dalam mengenalkan produk baru dan promosi - promosi baik setiap minggu atau bulan.
Selain media sosial, ojek online seperti Gojek dan Grab juga menjadi mitra. Hal itu juga memudahkan pelanggan untuk tidak perlu repot datang ke outlet membeli lansung. Meskipun hingga saat sebagian besar pelanggan masih membeli di tempat.
"Operasional kita mulai pukul 06.00 - 20.00 WIB. Semua usaha yang kita jalankan dengan strategi yang ada, semua kita serahkan kepada Allah untuk hasilnya," kata dia.
Produk halal
Tugas dan fungsi MUI sebagai wadah bagi ulama dan cendekiawan muslim melakukan berbagai upaya untuk membimbing umat agar semakin berkualitas kehidupannya. Satu di antaranya adalah terkait perlindungan terhadap apa yang mereka konsumsi dan dipergunakan.
Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Kalbar, M Agus Wibowo menyebutkan hingga Juni 2020 terdapat 238 pelaku usaha di Kalbar yang mengantongi sertifikat halal.
Total pelaku usaha yang ada tersebut termasuk baru – baru ini MUI menyerahkan ada 36 sertifikat halal dari Kota Pontianak , Kubu Raya, Sanggau dan Putusibau.
Adanya sertifikat halal dapat mendorong penjualan produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha terkait. Selain itu, konsumen akan merasa lebih aman mengonsumsi produk yang telah terjamin kehalalan nya.
“Adanya sertifikasi halal ini dapat meningkatkan serapan pasar. Di samping itu juga dapat meningkatkan eksistensi pangan halal, khususnya di Kalbar,” kata dia.
Agus menilai, berdasarkan pengalamannya, tidak sedikit usaha yang justru gulung tikar lantaran terkena isu negatif yang menyebut produk yang dihasilkan terkontaminasi dengan barang haram.
"Oleh karena itu perlu ada legalitas yang disematkan pada usaha tersebut guna meyakinkan kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan standar. Salah satunya adalah dibuktikan dengan sertifikasi halal tersebut," katanya.
Pewarta: Dedi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020