Yogyakarta (ANTARA News) - Pernyataan Presiden Susilo BambangYudhoyono (SBY) dalam menyikapi rekomendasi Tim Delapan belum bisamenghilangkan kontroversi di masyarakat, kata Ketua Umum Pimpinan Pusat(PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin.

"Pro dan kontra di masyarakatterkait penyelesaian kasus pimpinan nonaktif Komisi PemberantasanKorupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah masih berlanjuthingga kini," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, usai peringatan Milad (Kelahiran) 100 Tahun Muhammadiyahdi Stadion Mandala Krida Yogyakarta, pernyataan Presiden SBY tentangpenyelesaian kasus Bibit-Chandra terkesan multitafsir sehinggamenimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

"Apalagi hingga kini masyarakat belum melihat bentuk konkret daripenyelesaian kasus tersebut seperti yang disampaikan dalampernyataan Presiden SBY," katanya.

Ia mengatakan pernyataan Presiden SBY masih mengambang, padahalsebenarnya presiden memiliki kewenangan dan peluang untuk mengambilkeputusan konkret terkait dengan rekomendasi Tim Delapan.

"Saat ini yang diperlukan adalah realisasi di lapangan dari apa yangtelah dinyatakan Presiden SBY. Jadi, yang diperlukan kenyataan bukanhanya pernyataan," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, jika Presiden SBY ingin memberantas mafiaperadilan sebagaimana yang diyatakannya, semestinya bisa langsungdilandaklanjuti dengan aksi nyata untuk merealisasikan pernyataantersebut.

Ia mengatakan jika ingin mengetahui aliran dana Bank Century, selainmendorong hak angket di DPR RI, Presiden SBY juga perlu menerbitkanperaturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) yang memungkinkanPPATK menyerahkan hasil investigasi tentang aliran dana itu.

"Saya berharap proses hak angket DPR RI tidak sekadar basa-basi dantidak dimentahkan atau dipantulkan, tetapi benar-benar bisa mengungkapaliran dana Bank Century sehingga masyarakat bisa mengetahui yangsebenarnya terjadi," katanya.

Peringatan Milad 100 Tahun Muhammadiyah dihadiri ribuan wargaorganisasi Islam tersebut yang datang dari berbagai wilayah di DaerahIstimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya dengan menggunakan berbagaikendaraan bermotor. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009