Siak (ANTARA News) - Puluhan anggota sekuriti PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP), perusahaan kertas yang beroperasi di Perawang, Kabupaten Siak, Riau, mengintimidasi wartawawan yang meliput kegiatan aksi Greenpeace di pelabuhan perusahaan tersebut yang berada di pinggir sungai Siak, Rabu.
Para sekuriti meminta jurnalis yang mengunakan kapal sewaan untuk tidak mengabadikan aksi Greenpeace yang membentang spanduk di atas crane (alat derek) peti kemas di pelabuhan IKPP.
Para sekuriti yang menggunakan tiga kapal, menghalang-halangi jurnalis yang berada di tengah sungai Siak dan berjarak sekitar 200 meter dari pelabuhan. Para sekuriti tersebut menghalau kapal jurnalis dengan berkeliling sehingga sulit mengambil gambar dengan kamera.
"Usir mereka, usir mereka," teriak para sekuriti yang lain yang berada di pelabuhan IKPP.
Sebanyak empat orang jurnalis yang berada di dalam kapal yang diusir paksa oleh sekuriti perusahaan yakni dari ANTARA News, seorang dari radio nasional dan dua orang jurnalis koran lokal.
"Sungai Siak tampaknya juga punya Indah Kiat. wartawan pun tak boleh berada di sungai," ujar Yuki wartawan radio Elshinta.
Walau aksi pengusiran dilakukan para sekuriti, namun kapal kayu yang ditumpangi jurnalis tidak bergeming dan aksi gertak sekuriti baru berakhir setelah Public Affairs Head Sinarmas Forestry, Nazaruddin mendatangi kapal wartawan.
"Tidak ada pengsuiran bagi wartawan. Buktinya boleh saja kalian meliput aktivitas Greenpeace," ujar Nazaruddin saat dikomplain para wartawan perihal sikap sekuriti perusahaan.
Menurut Nazaruddin, aksi kampanye penyelamatan hutan yang dilakukan para aktivis bukanlah ditujukan ke perusahaan tetapi ke pemerintah namun akibat adanya aksi itu menimbulkan gangguan aktivitas pelabuhan.
"Pelabuhan merupakan properti perusahaan. Gangguan aktivitas akibat aksi ini pasti ada dan demi keselamatan para aktivis yang memanjat tiang crane sekuriti dan para polisi membujuk mereka untuk turun," ujar Nazaruddin.
Ia mengatakan, aktivitas pelabuhan di pagi hari masih sepi dan ia belum dapat memastikan berapa kerugiannya
Sementara itu dari empat crane, alat derek peti kemas, yang digelayuti para aktivis, satu crane berhasil dikosongkan dari aktivis dan tiga crane masih disegel para aktivis.
(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009