Jakarta, (ANTARA News) - Indonesia membutuhkan investasi sektor manufaktur sekitar Rp1417,191 triliun per tahun untuk mencapai target pertumbuhan industri sebesar 8,95 persen pada 2014.
"Diharapkan dalam kurun waktu 2010-2014 telah terjadi pergeseran penyebaran industri ke lar pulau Jawa," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam Rapat Kerja dengan KOmisi VI di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, "share" pertumbuhan industri di pulau Jawa yang sebesar 75b persen pada 2009 akan menurun menjadi 62,79 persen dalam lima tahun mendatang.
"Peran industri di luar pulau Jawa diharapkan meningkat dari 25 peresn pada 2009 menjadi 27,19 persen pada 2014," ujarnya.
Departemen Perindustrian memperkirakan kebutuhan investasi untuk sektor makanan dan minuman serta tembakau tahun depan sebesar Rp34,178 triliun, sedangkan total kebutuhan dana investasi hingga 2014 diperkirakan sebanyak Rp220,722 triliun. Target pertumbuhan industri tersebut tahun depan sebesar 6,64 persen dan tumbuh lagi sebesar 10,4 persen pada 2014.
Kebutuhan dana investasi untuk industri tekstil, barang kulit dan alas kaki tahun depan sebesar Rp9,765 triliun sedangkan total kebutuhan dana hingga 2014 sebesar Rp63,397 triliun. Masuknya investasi sebesar itu akan mendorong pertumbuhan industri tekstil, barang kulit dan alas kaki pada 2010 sebesar 2,15 persen dan pada 2014 menjadi 5,6 persen.
Pada 2010, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya ditargetkan bisa tumbuh sebesar 1,75 persen dan 3,7 persen pada 2014. Untuk itu, akan dibutuhkan dana investasi sebesar Rp4,139 triliun dan hingga 2014 kebutuhan investasinya mencapai Rp27,209 triliun.
Industri kertas dan barang cetakan pada 2010 ditargetkan tumbuh 4,2 persen dengan kebutuhan investasi sebesar Rp4,776 triliun. Pada 2014, industri tersebut ditargetkan tumbuh sebesar 5,5 persen dengan kebutuhan investasi sebesar Rp33,286 triliun selama 2010-2014.
Industri pupuk, kimia dan barang dari karet ditargetkan tumbuh sebesar 5 persen tahun depan dengan kebutuhan investai sebsar Rp12,843 triliun. Pada 2014 pertumbuhannya ditergetkan mencapai 8,3 persen jika kebutuhan investasi 2010-2014 sebesar Rp94,54 triliun terpenuhi.
Industri semen dan bahan galian bukan logam tahun depan ditargetkan tumbuh sebesar 3,25 persen dengan investasi sebesar Rp3,078 triliun. Pada 2014 industri tersebut ditergetkan tumbuh sebesar 5,3 persen dengan investasi sebesar Rp21,342 persen selama 2010-2014.
Industri logam dasar, besi dan baja pada 2010 ditargetkan tumbuh sebesar 2,75 persen dan membutuhkan investasi sebesar Rp1,486 triliun. Pada 2014 pertumbuhan industri itu ditargetkan sebsar 5,5 persen dengan investasi sebesar Rp12,322 triliun pada 2010-2014.
Industri alat angkut, mesin dan peralatannya ditargetkan tumbuh sebesar 4 persen tahun depan dengan investasi sebesar Rp34,921 triliun. Pada 2014 industri itu akan tumbuh sebesar 102 persen dengan investasi sebanyak Rp247,282 triliun selama 2010-2014.
Industri barang lainnya ditargetkan tumbuh sebesar 5,25 persen tahun depan dengan investasi sebsar Rp849,15 miliar. Sedangkan pada 2014 industri barang lain diprediksi tumbuh sebesar 6,8 persen dan membutuhkan dana investasi sebesar Rp6,245 triliun pada 2010-2014.
Perhitungan perkiraan kebutuhan dana investasi itu belum termasuk kebutuhan investasi untuk revitalisasi industri pupuk dan gula. Pemerintah menargetkan pembangunan 17 dan revitalisasi pabrik gula yang ada untuk mencapai swasembada gula nasional.
Target pertumbuhan industri tersebut diperkirakan bisa menyerap tenaga kerja sekitar 644.855 orang per tahun.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009