Ambon,(ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertekad agar Indonesia terus menyelesaikan berbagai konflik internal dalam negeri secara damai dan bermartabat.
Dalam pidatonya pada peringatan Hari Perdamaian Dunia di Taman Pelita, Kota Ambon, Rabu, Presiden menegaskan tindakan militer adalah cara terakhir untuk menyelesaikan konflik terakhir apabila tidak tersedia lagi cara lain.
"Saya punya keyakinan masih banyak cara lain untuk menyelesaikan kemelut dalam negeri," ujarnya.
Menurut Kepala Negara, cara damai telah dipilih dan sukses diterapkan untuk menyelesaikan konflik di Aceh, Papua, Poso, dan Maluku. Cara damai itulah, lanjut dia, yang terus didorong oleh pemerintah untuk menyelesaikan berbagai konflik internal yang dapat muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam pidatonya, Presiden sekaligus mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk membudayakan selesaikan konflik dengan cara damai. Namun yang lebih penting, menurut dia, adalah mencegah konflik antar sesama dengan cara terus membangun dialog antar sesama.
Presiden mengatakan masyarakat Maluku telah memiliki pengalaman dan pelajaran berharga karena sukses mengakhiri konflik komunal secara damai dan kini terus berupaya memelihara perdamaian menuju masa depan lebih baik.
Pemilihan Ambon sebagai tempat peringatan Hari Perdamaian Dunia 2009 yang pernah mengalami konflik sosial pada 1999-2004 adalah untuk menggugah masyarakat Ambon agar terus memelihara kehidupan damai sebagai satu keluarga besar.
Presiden Yudhoyono menegaskan masa depan Maluku adalah perdamaian, persaudaraan, dan pembangunan, bukan konflik bersenjata dan kekerasan.
Ia juga mengingatkan perdamaian bukan sesuatu yang datang begitu saja, namun harus diperjuangkan dan harus terus dipelihara apabila sudah terwujud.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009