New York (ANTARA/ NewsAFP) - Saham AS di Wall Street berakhir lebih rendah pada Selasa waktu setempat, setelah pemerintah merevisi turun pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan sebuah survei baru menunjukkan keyakinan konsumen tidak bersemangat.
Dow Jones Industrial Average jatuh 17,24 poin (0,16 persen) pada penutupan perdagangan ke 10.433,71, bergerak turun dari penutupan tertinggi sejak Oktober 2008.
Indeks komposit saham teknologi Nasdaq merosot 6,83 poin (0,31 persen) menjadi 2.169,18 dan pasar luas indeks Standard & Poor`s 500 menyusut tipis 0,57 poin (0,05 persen) ke penutupan sementara 1.105,67.
Saham menurun sejak bel pembukaan karena pasar mencerna data baru pemerintah yang menunjukkan produk domestik bruto (PDB) pada periode Juli-September tumbuh 2,8 persen, turun dari perkiraan awal 3,5 persen.
Tapi saham memperoleh kembali bagian dari kerugiannya setelah Federal Reserve menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2010 ke kisaran 2,5-3,5 persen, dan mengatakan, masalah pengangguran tampaknya berada di dekat puncak.
Walaupun ekonomi Amerika Serikat mengalami ekspansi untuk pertama kalinya dalam kuartal ketiga setelah setahun kontraksi, analis mengatakan revisi data pemerintah mengungkapkan pelemahan di ekonomi terbesar dunia itu.
"Kekecewaan dalam revisi adalah itu yang ditunjukkan perekonomian AS, sementara berkembang, namun masih tumbuh di bawah potensinya, yang dipertimbangkan tidak positif sejauh pertumbuhan pekerjaan mengkhawatirkan," kata analis Briefing.com, sPatrick O`Hare.
Analis di Charles Schwab & Co menunjuk konsumsi pribadi dalam data, yang lebih kecil daripada laporan awal dan "ekspektasi singkat". Mereka juga mengatakan bahwa data inflasi datang di bawah perkiraan yang mungkin telah mengurangi beberapa harapan bahwa Federal Reserve mendekati mulai memperketat kebijakan moneter untuk mencegah suatu pemanasan ekonomi.
Secara terpisah, Conference Board, sebuah perusahaan riset terkemuka, mengatakan bahwa kepercayaan konsumen AS naik sedikit pada November setelah dua bulan menurun tetapi tetap terperosok.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009