Kekerasan terburuk dalam pemberontakan di seluruh negara itu terjadi di ibukota Dhaka, tempat 74 orang tewas, termasuk 57 pejabat senior militer.
Mayat mereka kemudian ditemukan dimasukkan ke dalam saluran pembuangan air dan dikubur di pemakaman yang dangkal.
Sekitar 3.500 tentara penjaga perbatasan Bangladesh Rifles diduga telah mengambil bagian dalam pemberontakan itu, dan pengadilan tersebut diperkirakan akan memerlukan beberapa tahun.
"Kasus pertama dimulai Selasa di distrik Rangamati di Bangladesh tenggara, tempat sembilan penjaga dituduh. Mereka akan tampil di sebuah pengadilan khusus Rabu," penuntut negara Mosharraf Hossain Kazal pada AFP.
Pengadilan khusus dianggap sebagai kompromi yang diupayakan antara militer, yang menginginkan pengadilan dalam keadaan perang, dan pemerintah, yang menghadapi tekanan dari organisasi hak asasi manusia untuk mengadili kasus itu di pengadilan sipil.
Mereka yang dituduh terlibat dalam pembunuhan di Dhaka akan diadili pada tanggal berikutnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009