Ambon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, dirinya berhadap damai di Maluku dapat berkelanjutan sehingga provinsi kepulauan itu dapat membangun masa depan lebih baik.
Dalam sambutannya pada acara penganugerahan gelar tertinggi adat Maluku di Gedung Balieu Siwalima, Ambon, Selasa malam, Presiden menyampaikan rasa syukurnya bahwa konflik sosial yang pernah melanda Maluku pada kurun 1999 hingga 2004 telah usai.
"Mari kita bersyukur bahwa masa-masa yang merobek rasa persaudaraan dan kebersamaan kita itu telah usai dan menjadi bagian masa lalu. Dan mari kita semua bersatu dalam damai dan semoga damai ini berkelanjutan untuk bangun Maluku di masa depan," tuturnya.
Presiden dalam pidatonya menyampaikan keyakinannya bahwa Maluku dapat maju di masa depan karena kualitas manusia Maluku yang ia nilai dinamis dan memiliki semangat juang yang tinggi.
Tidak hanya modal kualitas manusia, lanjut dia, Maluku juga memiliki warisan budaya yang amat tinggi serta nilai sejarah besar karena sejak abad ke-8 sudah dikenal oleh bangsa-bangsa dunia melalui perdagangan rempah-rempah.
Modal tersebut, menurut dia, jika ditambah dengan penguasaan ilmu pengetahuan akan menjadi kekuatan Maluku untuk membangun masa depan.
"Saya hanya ingin mengingatkan bahwa banyak modal yang apabila bisa dibangun lebih baik, itu juga merupakan sumber-sumber kemajuan," ujarnya.
Presiden mengingatkan sumber budaya dan sejarah Maluku akan menjadi modal yang baik untuk pembangunan ekonomi kreatif di masa depan.
Kepala Negara menyampaikan dukungan untuk pembangunan di Maluku dan berjanji untuk memberikan bantuan pemerintah pusat apabila diperlukan.
Presiden mengatakan, ia mendorong pembangunan lapangan gas di Pulau Marsela dan pengembangan sumber-sumber perikanan dan kelautan di maluku serta pengembangan industri pariwisata.
"Agar keuntungan lebih banyak untuk membangun Maluku di masa depan, pemerintah pusat dan para menteri harus merapat, apa yang bisa diperbantukan agar daerah terus berkembang," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009