Curup, Bengkulu (ANTARA News) - Populasi Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di Indonesia terus menyusut secara signifikan hanya dalam kurun waktu tidak lebih dari 15 tahun.
"Hasil penilaian populasi dan kelayakan habitat pada 1992 menyimpulkan bahwa hanya ada 500 Harimau Sumatra yang masih hidup," kata Koordinator Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Sungai Penuh Jambi Agung Nugroho kepada wartawan di Curup, Selasa.
Namun, menurut penilaian status populasi terkini, populasi satwa ini diperkirakan hanya sekitar 300 individu dewasa yang hidup di beberapa kawasan hutan yang terfragmentasi.
Untuk lebih mensinergikan dan mengooptimalkan upaya pelestarian satwa tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kehutanan bersama dengan para pihak terkait merevisi dan menyusun kembali dokumen strategi dan rencana aksi konservasi Harimau Sumatra yang telah dibuat pada 1994.
Hasil revisi tersebut telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. P.42/ Menhut-II/2007 tentang strategi dan rencana aksi konservasi Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) 2007- 2017.
Oleh karena itu, kata Agung Nugroho, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat selaku pengelola kawasan TNKS yang merupakan daerah konservasi Harimau Sumatra yang paling signifikan di Pulau Sumatra berkepentingan menyosialisasikan strategi dan rencana aksi kenservasi Harimau Sumtra kepada berbagai pihak terutama di sekitar TNKS.
Saat ini diduga ada sekitar 136 individu Harimau Sumatra yang masih bertahan hidup di taman nasional ini, demikian juga satwa mangsanya seperti rusa, kijang, babi hutan, dan tapir.
Sebagaimana di habitat lain di Sumatra, Harimau Sumatra dan satwa mangsanya di TNKS juga tidak luput dari berbagai ancaman serius seperti perambahan, "illegal logging", pembukaan jalan dalam kawasan, konflik manusia dengan satwa tersebut, serta perburuan dan perdagangan ilegal.
Untuk itu, TNKS berupaya membentuk tim konservasi Harimau Sumatra, serta melakukan monitoring dan kampanye konservasi Harimau Sumatra kepada masyarakat sekitar TNKS.
Agung Nugroho juga meminta kepada masyarakat untuk menghindari a konflik dengan harimau.
"Saya mengharapkan bila bertemu sebaiknya menghindar, sehingga tidak terjadi konflik antara manusia dan Harimau Sumatra. Bila terjadi konflik akhirnya akan membunuh harimau, karena itu sebaiknya laporkan saja dengan petugas," kata Agung Nugroho.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009