Jakarta (ANTARA News) - Menperin MS Hidayat mengharapkan bank pelaksana menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 12 persen dan tidak menjadikan jaminan sebagai syarat mutlak persetujuan kredit.
"Saya berharap suku bunga KUR turun menjadi 12 persen, setelah itu baru secara bertahap diturunkan menjadi di bawah 10 persen," ujarnya di sela kunjungan ke pameran produk unggulan Jawa Barat di Plasa Depperin, Jakarta, Senin.
Pemerintah menerapkan suku bunga KUR maksimal 16 persen, namun pada pelaksanaannya bank-bank pelaksana seperti BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, Bank Syariah Mandiri, dan Bukopin menerapkan suku bunga KUR antara 14,5 sampai 15,5 persen.
Ia mengaku telah menemui Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution untuk membahas penurunan suku bunga KUR agar kalangan usaha dan industri mikro, kecil dan menengah (IMKM) tidak terbebani bunga tinggi seperti layaknya kredit komersial untuk perusahaan besar.
"Saat ini bank pelaksana masih menerapkan suku bunga KUR yang tinggi sampai 14 persen dan menerapkan persyaratan perbankan yang ketat," ujarnya.
Akibat persyaratan bank yang ketat, masalah agunan atau jaminan menjadi kendala dalam penyaluran KUR yang dibutuhkan UMKM.
Padahal, tidak semua UMKM memiliki jaminan, seperti UMKM yang bergerak di sektor industri kreatif perangkat lunak (softaware) dan animasi.
"Yang menjadi jaminan bagi industri kreatif adalah otak mereka. Jadi harus ada klausul yang `fleksible` dalam penyaluran KUR," tegas Hidayat.
Ia berharap perbankan tidak memutlakan jaminan sebagai persyaratan mendapatkan kredit, sebaiknya mesti melihat kinerja dan prospek UMKM bersangkutan, serta melakukan pengawasan dan pembinaan agar kredit mereka dibayar.
"Tugas saya juga memastikan komitmen pemerintah untuk menyalurkan KUR sebanyak Rp20 triliun per tahun bisa teralisasi," ujarnya.
Hidayat juga mengusulkan jumlah bank pelaksana KUR diperluas menjadi tidak hanya enam bank, karena dia melihat Bank Pembangunan Daerah dan bank swasta yang bagus pun perlu diberi kesempatan menyalurkan KUR.
"Banyak Bank di daerah juga bagus, demikian pula bank swasta. Bahkan di Jawa Barat, sebagian UMKM justru menggunakan kredit dari bank swasta yaitu kredit Bank Bersaudara milik Arifin Panigoro," ujarnya.
Pada pameran produk unggulan Jawa Barat itu, Hidayat mengunjungi hampir semua gerai yang antara lain berupa batik Cirebon, rajut, sepatu, lampu hias, mebel, makanan dan minuman, serta aksesoris mobil.
Menurut data Depperin, saat ini jumlah industri kecil dan menengah yang menggeluti produk kerajinan sebanyak 73.749 unit usaha dengan nilai investasi 2,5 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 150.703 orang. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009