Seoul, (ANTARA News) - Korea Selatan (Korsel), Senin tidak mengindahkan tawaran Korea Utara (Korut) bagi dimulainya kembali kunjungan lintas perbatasan, yang terhenti sejak seorang ibu rumah tangga ditembak mati oleh tentara negara komunis itu tahun lalu, karena usulan itu tidak melalui saluran resmi.

Tawaran itu disampaikan pekan lalu ketika Hyun Jung-Eun, pemimpin Kelompok Hyundai Seoul bertemu dengan Ri Jong-Hyuk, seorang pejabat senior Korut yang memimpin proyek-proyek antar-Korea, sebagaimana dikutip dari AFP.

Satu cabang Hyundai mengelola semua proyek turisme dan bisnis antar-Korea.

"Pemerintah kami menganggap itu bukan sebagai satu usulan resmi," kata juru bicara Chun Hae-Sung kepada wartawan.

Sebelum kunjungan itu dapat dimulai kembali, kedua pemerintah harus berunding untuk menyusun perjanjian-perjanjian yang konkrit mengenai keamanan para pengunjung Korsel ke Korut, katanya.

"Korut dapat menyampaikan usulnya melalui saluran-saluran resmi jika mereka secara tulus mengharapkan dimulainya kembali kunjungan itu," kata Chun dan mendesak Pyongyang berhenti memfitnah dan mengecam Seoul.

Ri menyarankan Korut bekerja sama dengan Korsel untuk memulai kembali kunjungan ke daerah wisata Gunung Kumgang di pantai timur dan ke Kaesong, sebuah kota bersejarah dekat pantai barat.

Seoul menangguhkan kunjungan ke Kumgang setelah tentara Korut Juli 2008 menambak mati seorang ibu rumah tangga Korsel yang tersesat memasuki zona militer.

Pyongyang menolak permintaan Korsel untuk mengizinkan satu penyelidikan gabungan atas kasus penembakan itu dan melarang kunjungan ke Kaesong.

Pyongyang mulai memberikan tanda kesediaannya untuk berdamai kepada Korsel Agustus, setelah berbulan-bulan permusuhan yang dimulai setelah pemerintah konservatif berkuasa di Seoul awal 2008.

Korut melonggarkan larangan perjalanan lintas perbatasan dan mengizinkan kembali reuni para keluarga yang terpisah sejak Perang Korea pada 1950-1953.

Tetapi hubungan itu memburuk kembali setelah bentrokan angkatan laut 10 November di perbatasan Laut Kuning yang tegang.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009