Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memulai langkah investigasi untuk mencari penyebab tragedi tenggelamnya KM Dumai Ekspress 10 tujuan Batam-Dumai, di perairan Selat Durian, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (22/11), pukul 09:30 WIB.
"Tim KNKT sudah berangkat sejak kemarin (22/11). Mereka terdiri tiga orang yang dipimpin Kunto Prayogo dan dua anggota, Wahyu Prihanto dan Aleik Nurwahyudi," kata Juru Bicara KNKT, J.A. Barata saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Barata menjelaskan, dalam satu atau dua hari ini, mereka akan menerapkan prosedur operasi standar (SOP) yang mengedepankan monitoring terhadap upaya evakuasi dan penyelamatan penumpang, kemudian mencari tahu kronologi kecelakaan.
Setelah itu, mereka juga akan mengamati sumber-sumber di lapangan yang bisa diwawancarai terkait peristiwa, termasuk kepada para korban selamat.
Intinya, kata Barata, untuk melengkapi proses investigasi, semua masukan terkait dengan peristiwa itu akan dicatat dan untuk kemudian dikaji guna diperolehnya indikasi penyebab terjadinya kecelakaan dan rekomendasi kepada pihak terkait supaya kejadian serupa tak terulang.
"Cuaca, dugaan penumpang berlebih, prosedur dan lain-lain akan dikaji semuanya," katanya menegaskan.
Barata juga menambahkan, laporan awal hasil penelitian KNKT terhadap musibah itu, tidak bisa ditentukan dalam dua atau tiga bulan ke depan. "SOP-nya paling lambat satu tahun," katanya.
Namun, bisa saja, katanya, hal itu lebih cepat karena tingkat kesulitan dan metode yang digunakan tim investigator bisa berbeda dari satu kasus kecelakaan dengan kecelakaan lainnya.
Dua indikasi
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Laut, Dephub, Sunaryo mengemukakan bahwa pihaknya menemukan dua indikasi dugaan pelanggaran terkait karamnya KM Dumai Ekspress di perairan Selat Durian, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (22/11), pukul 09:30 WIB.
Pertama, dugaan pelanggaran terhadap kapasitas angkut penumpang dan dugaan pelanggaran terhadap peringatan cuaca.
Sunaryo menyebutkan, berdasarkan data spesifikasi KM Dumai Ekspress 10 yang dimilikinya, kapasitas angkut penumpang maksimal kapal itu 273 orang.
Sementara, berdasarkan hasil pencarian dan penyelamatan yang dilakukan tim SAR di lapangan, jumlah penumpang yang ditemukan telah melebihi kapasitas tersebut.
"Namun, data pasti penumpang kapal masih simpang siur, karena manifesnya belum ditemukan. Saya sendiri punya dua data yang diperoleh dari dua sumber berbeda," kata Sunaryo.
Kepala Seksi Operasi (Kasi Ops) SAR Tanjungpinang, Budi Cahyadi mengatakan, hingga pukul 20:30 WIB (22/11) tercatat 30 orang penumpang ditemukan meninggal dunia, bertambah lima orang korban lagi dari yang sebelumnya dilaporkan sebanyak 25 orang pada pukul 20:10 WIB.
Namun, berdasarkan keterangan dari agen kapal feri Dumai Express pada pukul 12:30 WIB, jumlah penumpang sebanyak 253 orang terdiri dari penumpang dewasa sebanyak 213 orang dewasa, anak-anak 25 orang dan anak buah kapal (ABK) sebanyak 15 orang.
"Jadi, untuk sementara, total jumlah penumpang kapal naas tersebut menjadi 279 orang penumpang," kata Budi. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009