Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara BUMN hingga kini belum mengantongi nama calon pengganti Dirut PLN Fahmi Mochtar, yang diisukan bakal diganti dalam waktu dekat.
"Saya belum mengomentari seperti itu (soal pergantian)... Karena saat kita fokus pada evaluasi keseluruhan terhadap PLN," kata Menneg BUMN Mustafa Abubakar usai melantik Dirut baru Perum Bulog Sutarto Alimoeso, di Gedung Bulog, Jakarta, Senin.
Mustafa mengisyaratkan bahwa pergantian pucuk pimpinan di PLN akan dilakukan sejalan hasil evaluasi Tim Interdep.
Tim Interdep, meliputi Depkeu, Departemen Energi Sumberdaya Mineral dan Kementerian Negara BUMN, yang bekerja meliputi aspek teknis, pembiayaan, tarif dasar listrik, dan manajemen. "Evaluasi jalan terus, setelah itu baru berkomunikasi," kata Mustafa.
Ditanya soal adanya sejumlah nama yang sudah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan menjadi Dirut PLN, Mustafa mengelak. "Saya belum sebut ke publik. Yang penting penilaian tim meliputi keseluruhan," tegasnya.
Ia menuturkan, kriteria penilaian akan dilakukan sesuai standar yang ada di Kementerian BUMN pada departemen sektoral dan teknis.
"Kita beri kesempatan kepada tim melakukan penilaian menyeluruh dan selanjutnya menyerahkan hasil evaluasi kepada Menteri. Setelah itu baru kemudian dikomunikasikan," katanya.
Meski begitu, ujar Mustafa, yang sudah dilakukan uji tuntas dan kepatutan adalah di PT Pertamina.
Pergantian manajemen di tubuh Pertamina mendesak dilakukan terutama mengganti Komisaris Utama Sutanto yang saat ini menjadi Kepala Badan Intelijen Negara.
Dua pos lainnya yang masih kosong adalah Direktur Hulu yang kini dirangkap Dirut Karen Agustiawan, Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina Waluyo menjadi anggota KPK.
Selain itu, pergantian juga dilakukan terhadap anggota komisaris Gita Wirjawan menjadi setelah yang bersangkutan ditetapkan menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009