Pekanbaru (ANTARA News) - Masyarakat Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, bahu membahu dengan aktivis Greenpeace untuk menyelesaikan pembangunan dam kanal di kawasan hutan rawa gambut Dusun Sesenduk, Semenanjung Kampar, Ahad.

Puluhan masyarakat bersama aktivis Greenpeace itu sejak tanggal 10 November lalu membangun dam di kanal tersebut agar air tidak langsung mengalir ke sungai Kampar dan agar hutan rawa gambut itu tetap terjaga dan tidak mudah terbakar karena kondisi gambut tetap basah.

"Lahan gambut di kawasan Semenanjung Kampar ini termasuk dalam dan akan sangat berguna sebagai tempat penyimpan karbon alami," kata juru kampanye hutan Greenpeace Zulfahmi.

Kanal sepanjang 48 kilometer itu dulunya dibuat para pembalak liar. Melalui kanal tersebut dulunya kayu-kayu hasil tebangan liar di kawasan hutan tersebut dibawa keluar.

Bendungan yang dibangun itu setinggi sekitar tiga meter dengan lebar delapan meter. Setelah dibangun dam dari kayu dan ditimbun gundukan pasir yang dibungkus dalam karung plastik, bendungan tersebut menyekat air yang keluar dari kanal.

"Kelak air yang keluar dari dam ini dapat juga dimanfaatkan masyarakat untuk pembangkit listrik karena debit airnya kencang. Ketinggian air tetap dijaga oleh pintu bendungan ini dan tidak akan terganggu `bono`," ujar Arif salah seorang aktivis yang merancang pembangunan dam tersebut.

Bono yang dimaksudnya adalah gelombang tunggal yang terjadi saat air pasang di sungai Kampar itu dan biasanya bono menyebabkan air pasang seketika.

Kawasan hutan rawa gambut Semenanjung Kampar menjadi pusat perhatian akhir-akhir ini setelah Greenpeace mendirikan kamp di kawasan Teluk Meranti dan memblokir alat-alat berat milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di lokasi "land clearing" perusahaan tersebut di Teluk Pepadi, yang termasuk dalam kawasan hutan rawa gambut Semenanjung Kampar pada 12 November lalu.

Oleh perusahaan pulp dan kertas itu, kawasan hutan rawa gambut tersebut digarap berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 327/Menhut-II/2009.

Hutan rawa gambut di Semenanjung Kampar seluas sekitar 700 hektare merupakan penyimpan karbon alami, memiliki kedalaman gambut hingga mencapai 11 meter. Setiap meter kedalaman gambut diperkirakan dapat menyimpan 823 ton karbon, belum termasuk potensi dari hutan di atasnya yang memiliki tegakan kayu rata-rata 80 meter kubik per hektare.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009