Bengkulu (ANTARA News) - Pelanggan internet speedy Bengkulu sejak Sabtu sampai Minggu (21-22/11) mengeluhkan pelayanan PT Telkom akibat sulitnya membuka internet melalui speedy.

"Saya baru terkirim dua berita ke kantor saya di Jakarta, tetapi sudah kena biaya Rp9 ribu. Padahal di saat normal cuma kena Rp1.500. Sudah begitu hasil ketikan saya yang ketiga malah hilang ketika menunggu respon internet yang lama sekali," kata Yusrizal di Warnet Mitranda Bengkulu, Minggu.

"Kami sudah satu jam lebih membuka internet, tetapi tampaknya speedy-nya lemot, sehingga data yang dicari baru sedikit yang diperoleh, kata Burhan, mahasiswa di warnet yang sama.

Salah seorang pengelola Warnet, Mitranda, mengatakan, memang sejak kemarin internet speedy lemot, sehingga pihak pelanggan banyak yang komplin dan protes.

"Soalnya mereka mengeluarkan uang lebih banyak dibanding biasanya karena lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuka google dan lain-lain," katanya.

Bukan itu saja, ketika membuka file-file yang tidak ada hubungannya dengan internet pun menjadi lambat akibat melambatnya respon komputer terhadap setiap apa saja yang diklik.

"Kalau begini, pelanggan saya bisa beralih ke tempat lain yang tidak menggunakan speedy. Contohnya, hari ini sudah mulai sepi dan di warnet lain menumpuk," katanya, yang menolak ditulis nama.

Pihak Biro Antara Bengkulu juga mengeluhkan pelayanan speedy yang sudah dua hari ini tidak bisa tersambung sehingga kegiatan pengiriman berita, surat menyurat e-mail dan lain-lain mengalami hambatan.

Pihak PT Telkom Bengkulu ketika dihubungi via telepon mengakui memang speedy sedang mengalami gangguan dan kini tengah dilakukan perbaikan.

Menurut catatan, pada akhir 2009 PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) cabang Bengkulu menargetkan 10 ribu pelanggan internet speedy atau naik sekitar 200 persen dari pelanggan 2008, sebanyak tiga ribu lebih pelanggan.

Target sekitar 10 ribu pelanggan speedy atau sekitar 30 persen dari jumlah pelanggan telpon kabel (rumah) yang mencapai 30 ribu lebih.

Jumlah pelanggan internet speedy di Bengkulu relatif kecil dan tidak seimbang dengan jumlah pelanggan yang memanfaatkan jasa telepon kabel.

Untuk daerah lain, biasanya pelanggan internet speedy mencapai 30 persen dari pelanggan telepon kebel, sedangkan di Bengkulu baru mencapai 10 persen. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009