baru kali ini kami menangani paus biru yang terdampar dan mati

Kupang (ANTARA) - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang melaporkan bahwa pihaknya baru bisa menguburkan paus biru atau Balaenoptera musculus di pasisir pantai Air Cina setelah hampir kurang lebih dua hari penuh terdampar dan mati di pesisir pantai di Kupang.

"Untuk proses evakuasi paus dan proses penguburan memang sulit sekali, belum lagi perlu hati-hati karena tubuhnya sudah membusuk," kata Kepala BKKPN Kupang Ikram Sangadji kepada wartawan di Kupang, Kamis.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan penguburan paus terdampar dan mati pada Selasa (21/7) di pantai Nunhila, Kota Kupang dan kemudian pada malam harinya hanyut terbawa arus laut dan ditemukan di perairan Pulau Semau pada Rabu (22/7) kemarin.

Ia menjelaskan bahwa proses evakuasi dan penguburan paus itu tidak mudah, karena memang paus biru memiliki gelembung perut yang sangat besar, oleh karena itu diperlukan kehati-hatian.

Baca juga: Bangkai paus biru yang terdampar di Kupang diperiksa sebelum dikubur

Baca juga: Paus Biru ditemukan kembali setelah sebelumnya hilang

Tak hanya itu, berat dari paus itu juga berkisar dari 100 sampai dengan 200 ton dengan panjang 29 meter, ujarnya.

Ikram menambahkan bahwa di beberapa negara biasanya saat hendak dikuburkan perut dari paus itu ditusuk agar bisa mengecil sehingga proses penguburannya juga berjalan lancar.

"Nah untuk NTT sendiri baru kali ini kami menangani paus biru yang terdampar dan mati. Sehingga kita memang agak kesulitan," ujar dia.

Proses penguburan juga kata dia dilakukan dengan hati-hati karena memang direncanakan tulang dari paus itu akan direkonstruksi dan dipajang di museum NTT sesuai dengan permintaan dari gubernur NTT.

Lebih lanjut kata dia, proses penguburan paus itu juga bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya alam (BBKSDA) NTT , Polisi Perairan NTT, TNI AL, dan juga masyarakat serta dibantu alat berat dari PT. PP yang saat ini sedang membangun PLTU yang tak jauh dari daerah itu.

Baca juga: Paus biru yang mati hilang dari lokasi terdampar

Baca juga: Seekor paus biru terdampar dan mati di pesisir pantai Kupang

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020