Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewaspadai persebaran COVID-19 dari luar daerah dan mengetatkan pengawasan terhadap pendatang guna meminimalkan risiko penularan virus corona dari warga yang datang dari daerah lain.

"Karena banyaknya kasus impor dari orang luar Jawa Barat, maka kita akan mengetatkan (pengawasan) kedatangan-kedatangan dan keluar orang-orang, dari dan keluar Jawa Barat. Begitu terkendali, Jawa Barat akan jauh lebih baik," kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat di Bandung, Kamis.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, ia melanjutkan, juga menggencarkan upaya pencegahan penularan virus corona di tempat-tempat berisiko tinggi seperti daerah wisata, pasar, dan stasiun.

Ia menekankan bahwa Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 tetap intens bekerja sampai keluar surat keputusan mengenai Satuan Tugas Penanganan COVID-19.

"Karena SK-nya belum turun, maka gugus tugas masih bekerja sampai ada SK baru. Jadi, enggak ada kekosongan, semua tetap apa adanya," katanya.

Ia menjelaskan bahwa Jawa Barat sudah memasuki masa adaptasi dengan kebiasaan baru, upaya pemulihan ekonomi mulai berjalan bersamaan dengan upaya pengendalian COVID-19.

"Kajian kita, yang terkoreksi paling tinggi (di angka) minus empat persen itu industri, maka kemarin berita baik ada industri groundbreaking di Subang, menandai mereka sudah optimis dengan pengendalian COVID-19 di Jabar dan optimis dengan kualitas ekonomi industri," katanya.

Baca juga:
Jawa Barat dapat tambahan dana untuk insentif tenaga medis
Warga tak pakai masker kena denda hingga Rp150 ribu di Jawa Barat

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020