Tiga poin penting tersebut yang dapat menjadi kekuatan sektor penerbangan dalam menghadapi pandemiJakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura II (Persero) bersama pelaku industri bandara di Eropa, Asia Selatan, dan Timur Tengah, menyepakati tiga “jurus ampuh” bagi sektor penerbangan global dalam menghadapi pandemi COVID-19.
“Tiga poin penting tersebut yang dapat menjadi kekuatan sektor penerbangan dalam menghadapi pandemi,” kata Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Cara pertama, kerja sama lebih erat antar-pemangku kepentingan seperti operator bandara, maskapai, dan regulator, serta sejumlah organisasi global yaitu International Civil Aviation Organization (ICAO), International Air Transport Association (IATA), dan Airport Council International (ACI).
“Kerja sama para pemangku kepentingan harus dilakukan lebih erat. Di dalam perspektif layanan bandara, PT Angkasa Pura II bersama pemangku kepentingan mengembangkan protokol dengan lima kunci utama yaitu physical distancing, pemeriksaan kesehatan, layanan tanpa sentuhan, kebersihan dan disinfeksi fasilitas, serta perlindungan terhadap setiap orang,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah libatkan operator bandara dalam pemeriksaan pilot Saat ini AP II juga tengah bekerja sama dengan maskapai untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan slot time penerbangan serta mengaktifkan kembali rute-rute domestik.
Sementara itu President Airport Council International (ACI) Europe Jost Lammers mengatakan setiap pihak harus mempertahankan kerja sama yang erat.
“Ada banyak kesamaan yang kita miliki. Jika kita bisa mempertahankan kerja sama yang baik antara maskapai dan operator bandara maka itu adalah kesempatan yang sangat besar,” ujar Jost Lammers.
Cara kedua yaitu mengimplementasikan digitalisasi dan memanfaatkan teknologi guna meningkatkan pengalaman penumpang dan sebagai upaya menghadapi tantangan COVID-19
CEO Oman Airports Sheikh Aimen Al Hosni mengatakan konsep Single Token Journey cukup penting untuk diterapkan apalagi di tengah pandemi.
Baca juga: Penumpang turun, pendapatan AP I tergerus 43,2 persen semester I 2020
“Mulai dari curbside hingga penumpang berada di kursi pesawat, apakah mereka membawa bagasi atau hanya barang bawaan, bisa dilakukan secara automated termasuk koridor imigrasi,” jelas Sheikh Aimen Al Hosni.
Awaluddin mengatakan digitalisasi memang salah satu fokus perseroan guna meningkatkan pengalaman penumpang.
Cara ketiga, mengembangkan bisnis non-aeronautika di mana pelaku industri penerbangan harus mengeksploitasi bisnis non-aeronautika yang selama ini mungkin belum tersentuh optimal.
Awaluddin menuturkan pendapatan non-aeronautika dapat digenjot dengan memaksimalkan dan mengoptimalkan aset yang ada di luar bandara maupun di dalam bandara misalnya melalui pengembangan konsep aerotropolis. Melalui ketiga poin penting tersebut, pelaku global sektor kebandarudaraan optimistis dapat menghadapi tantangan COVID-19 dan melakukan sejumlah rencana pemulihan bisnis dan lalu lintas penerbangan.
Baca juga: Kemenhub minta operator bandara terapkan sistem berbasis internet
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020