Gaza (ANTARA News) - Sejumlah pesawat tempur Israel melakukan serangan udara dengan target Jalur Gaza, Ahad, hingga menewaskan tujuh warga Palestina, kata para petugas medis Palestina.

Seorang juru bicara militer mengatakan, serangan itu terjadi setelah sebuah roket ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Hamas dan mendarat di Israel.

Reuters melaporkan bahwa serangan ditujukan pada dua pabrik di Gaza tengah dan utara, yang menurut juru bicara tersebut membuat senjata, dan menyelundupkannya melalui terowongan bawah tanah di perbatasan dengan Mesir.

Para saksi Palestina dan petugas medis mengatakan, target-target serangan termasuk pengecoran logam di Jalur Gaza tengah, satu kafilah di utara dan terowongan penyelundupan di selatan.

Serangan-serangan itu terjadi sehari setelah Hamas mengatakan, pihaknya telah mencapai perjanjian dengan kelompok-kelompok bersenjata yang lebih kecil di wilayah, untuk menghentikan tembakan roket yang dilakukan secara sporadis terhadap Israel, yang sering direspon dengan serangan udara.

Juru bicara militer mengatakan, serangan-serangan udara itu dilakukan untuk merespon penembakan roket dari Jalur Gaza ke wilayahnya Sabtu.

Roket tersebut mendarat dekat kota Sderot, dan tak menimbulkan korban luka atau kerusakan, katanya.

Situasi tenang di sepanjang perbatasan Israel-Gaza sebagian besar terjadi setelah Israel menghentikan perang 22 hari terhadap Hamas, di wilayah tersebut, Januari lalu, juga dengan alasan menghentikan tembakan roket yang dilakukan setiap hari.

Militer negara Yahudi itu biasanya merespon serangan roket yang dilakukan secara sporadis itu dengan serangan udara, terhadap terowongan-terowongan bawah tanah perbatasan Mesir, yang digunakan untuk menyelundupkan barang-barang dan senjata ke Gaza.

Mesir telah berupaya menengahi pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas, termasuk di antaranya pembebasan seorang prajurit Israel yang ditangkap di Gaza sejak 2006, Ghilad Shalit.

Prajurit ini dipertukarkan dengan ratusan orang Palestina yang dipenjarakan di Israel.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009