Bucharest (ANTARA News/AFP) - Rakyat Romania, Minggu, berbondong ke tempat-tempat pemungutan suara (TPS) untuk memilih presiden baru periode lima tahun mendatang, di tengah resesi serius dan krisis politik yang dipicu jatuhnya pemerintah pada pertengahan Oktober lalu.
TPS mulai dibuka pada pukul 07:00 waktu setempat dan ditutup pada pukul 21:00.
Terdapat 12 kandidat presiden, semuanya pria, bertarung dalam pemilihan presiden pertama yang dilakukan sejak Romania masuk menjadi anggota Uni Eropa pada 2007.
Namun pemungutan suara Minggu tampaknya akan berlanjut pada pilpres putaran kedua pada 6 Desember, dengan incumbent presiden dari kanan-tengah, Train Basescu, dan pesaing dekatnya Mircea Geoana dari Partai Sosial Demokrat, yang tampil ketat dalam perolehan suara pada jajak pendapat umum.
Masing-masing kandidat berharap bisa menang dengan dukungan 30 dan 32 persen suara pada putaran pertama.
Keduanya diperkirakan akan mengungguli calon Partai Liberal, Crin Antonescu, demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan menjelang pilpres.
Basescu, mantan kapten laut, mendapat pujian kepemimpinannya sebagai presiden, termasuk saat negara memasuki Uni Eropa, mengecam rezim era komunis dan mencapai kemajuan dalam memerangi korupsi.
Meskipun hingga kini Romania masih mendekati peringkat terbawah dalam indeks korupsi terakhir yang dikeluarkan oleh Transparency International.
Dia juga menekankan reformasi lebih lanjut di tingkat negara, dan menyeru diadakannya referandum, yang juga diselenggarakan Ahad, untuk mengurangi jumlah wakil di parlemen hingga menjadi 300, dari 471 kursi yang ada sekarang.
Sementara itu, Geoana, adalah seorang diplomat karir dan presiden dari Partai Sosial Demokrat.
Dia ingin membandingkan dirinya dengan mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, atau mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, yang mengusung rencana anti krisis `bersemangat` termasuk dalam membangun perumahan keluarga, serta memperbesar kesempatan kredit bagi perusahaan.
Para analis mengatakan usulannya tersebut sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk mendanai defisit publik yang mencapai 7,3 persen dari produk kotor domestik (GDP), dan pertumbuhan ekonomi turun hingga delapan persen pada 2009.
Lebih dari 18 juta dari penduduknya yang berjumlah 21,5 juta jiwa memiliki hak pilih.
Namun banyak warga Romania yang mengaku kecewa terhadap para politisi mereka, 20 tahun setelah jatuhnya diktator komunis Nicolae Ceausescu.
Diperkirakan, partisipasi warga dalam pilpres berkisar kurang dari 50 persen. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009