Kudus (ANTARA News) - Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Muria Kudus (UMK) Widjanarko mengatakan, persoalan kelompok Sabdo Kusumo harus diselesaikan hingga tuntas, bukan hanya sekadar dipindahkan dari Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jateng.

"Jika substansi persoalan kasus Sabdo tidak diselesaikan secara tuntas, maka sama saja dengan memindahkan persoalan ke tempat baru," ujarnya di Kudus, Sabtu.

Menurut dia, penyelesaian persoalan tersebut tidak bisa diselesaikan secara frontal atau serta merta mengusir Sabdo, tetapi dapat diselesaikan dengan pendekatan personal.

Apabila ditemukan fakta keberadaan Sabdo meresahkan masyarakat sekitar, dia menyarankan, untuk melokalisasi masalah itu.

"Jangan sampai menyulut emosi masyarakat sekitar," ujarnya.

Sementara, Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Nor Said menjelaskan, munculnya aliran Sabdo Kusumo merupakan fenomena keberagamaan atas respon terhadap realitas.

"Kemunculan Sabdo Kusumo bisa saja bersumber dari pelarian atas persoalan sosial. Mengingat munculnya sekte-sekte banyak yang bersumber dari rasa tidak puas dari agama formal yang ada. Mungkin saja fenomena Sabdo berasal dari presoalan yang sama," ujarnya.

Selain itu, kata dia, kemunculan kelompok Sabdo Kusumo, bisa juga karena faktor ekonomi.

"Bisa juga fenomena tersebut muncul akibat adanya rasa tidak puas terhadap kaum elite yang berkuasa," ujarnya.

Banyaknya faktor yang melatarbelakangi fenomena Sabdo, menurut Said, penyelesaiannya tidak bisa serta merta dan harus dilakukan pendekatan budaya terhadap mereka.

"Penyelesaian kasus ini tidak hanya ditangani oleh pihak pemerintah, tetapi semua elemen masyarakat juga harus ikut serta," ujarnya.

Pasalnya, kata dia, kemunculan Sabdo tidak bisa terlepas dari fenomena budaya masyarakat.

"Proses kemunculannya tentu sangat panjang, sehingga penyelesaiannya juga membutuhkan proses panjang juga," ujarnya.

Penyelesaian secara tertulis, kata Said, merupakan jalan keluar yang paling akhir, setelah pendekatan-pendekatan lain belum terlihat hasilnya.

Sementara itu, Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kudus, Ali Rifa`i mengatakan, pembahasan atas kepindahan Sabdo menunggu hasil pertemuan antara pihak Sabdo, Kepala Desa Kauman, dan perwakilan masyarakat setempat.

"Rencananya, pertemuan tersebut akan digelar Senin (23/11) mendatang," ujarnya.

Berdasarkan hasil pertemuan dengan sejumlah pihak di Kantor Kesbangpolinmas Kudus, Senin (16/11) lalu, katanya, pihak Sabdo menyatakan kesanggupannya untuk pindah dari kawasan menara.

Sementara itu, perwakilan masyarakat Desa Kauman, Maesah Anggni mengatakan, pihaknya masih menunggu jawaban pihak Sabdo Kusumo pada Senin (23/11) mendatang.

"Jika pihak Sabdo tidak memberikan jawaban, tentu akan dilakukan upaya pemanggilan," ujarnya.

Ia menegaskan, kepindahan Sabdo merupakan keinginan warga setempat untuk menjaga kondisi setempat tetap kondusif.

"Pasalnya, MUI Kudus secara tegas menyatakan aliran Sabdo Kusumo adalah sesat," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009