"Pabrikan telah menurunkan harga tepung terigu, khususnya yang banyak dipakai Industri Kecil dan Menengah (IKM) , menyusul turunnya harga gandum, sehingga penghapusan PPN-DTP tidak mempengaruhi kenaikan harga tepung terigu di tingkat retail," ujar Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang di Jakarta, Jumat.
Franky, sapaan Franciscus, menegaskan tidak ada kenaikan harga tepung terigu di tingkat retail pasca pemerintah menghapus PPN-DTP komoditas tersebut pada 1 Januari 2009, karena harga gandum internasional cenderung menurun sejak harga tertinggi pada Maret 2008 yang mencapai 800 dolar AS per ton.
"Saat ini harga gandum sekitar 280 dolar AS per ton dan cenderung menurun di pasar internasional akibat krisis global dan kecenderungan meningkatnya produksi (gandum) sejumlah negara," ujarnya.
Ia mengatakan sejak pemerintah menerapkan PPN-DTP tepung terigu pada Pebruari 2008 harga tepung terigu di dalam negeri cenderung menurun, sehingga pada 1 Dessember 2008 harga tepung terigu misalnya untuk merek "Lencana Merah" yang banyak dipakai IKM telah menjadi Rp145 ribu per sak di tingkat pabrik dari sebelumnya pada 7 Pebruari 2008 sebesar Rp157.300 per sak.
"Pada Januari 2009 pabrikan telah menurunkan kembali harga (tepung terigu) Lencana Merah menjadi sekitar Rp136 ribu per sak (di tingkat pabrik), sehingga bila ditambahkan PPN 10 persen, harganya tetap sama dengan bulan Desember 2008 yang mencapai Rp145.000 per sak. Jadi dengan penghapusan PPN-DTP tidak ada kenaikan harga terigu khususnya Lencana Merah," ujar Franky yang juga Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang memproduksi tepung terigu Lencana Merah.
Bahkan, tepung terigu merek lainnya seperti Segitiga Biru dan Cakra Kembar juga akan mengalami penurunan secara bertahap. Pabrikan, kata dia, mengutamakan penurnan harga tepung terigu Lencana Merah, karena produk tersebut sekitar 40 persen banyak dipakai IKM pangan seperti bakery, kue basah, kue kering, mie kering, dan mie basah.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APBI) Chris Hardijaya menyayangkan produsen tepung terigu tidak melakukan sosialisasi yang gencar mengenai harga tepung terigu terbaru, sehingga harga tepung terigu yang dipakai IKM sempat bergejolak, dimainkan para spekulan dan pedagang.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009