berbagai negara yang sangat bergantung pada perdagangan dan jasa internasional drop besar seperti SingapuraJakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan strategi pemerintah untuk memulihkan ekonomi dari pandemi COVID-19 akan memberi pengaruh besar dalam mendorong permintaan domestik.
“Kita tahu ekonomi Indonesia lebih didukung dari pertumbuhan dalam negeri sehingga strategi untuk mempercepat recovery ini mendorong domestic demand,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Wimboh mengatakan langkah itu harus diupayakan karena Indonesia merupakan negara yang berbasis pada konsumsi domestik sehingga sangat bergantung dengan strategi pemulihan yang diambil pemerintah.
Ia merinci komposisi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan pengeluaran adalah pengeluaran konsumsi 32 persen, impor 9 persen, ekspor 11 persen, PMTDB 17 persen, konsumsi pemerintah 3 persen, dan konsumsi rumah tangga 28 persen.
Oleh sebab itu, Wimboh menuturkan Indonesia relatif kurang terpengaruh dengan gejolak global karena 80 persen dari PDB berasal dari faktor dalam negeri.
Ia mencontohkan Singapura resesi pada kuartal II 2020 yang ditunjukkan dengan kontraksi hingga 41,2 persen karena negara tersebut sangat bergantung dengan faktor eksternal seperti perdagangan internasional.
“Tidak heran kalau berbagai negara yang sangat bergantung pada perdagangan dan jasa internasional drop besar seperti Singapura. Indonesia 80 persen didorong oleh ekonomi domestik,” katanya.
Sementara itu, Wimboh memperkirakan ekonomi Indonesia akan turun pada kuartal II dan mulai membaik pada kuartal III meskipun belum signifikan.
“Di akhir tahun kita perkirakan lebih baik lagi positif dari perkiraan ini dan 2021 kita bangkit lebih cepat karena dengan basis yang sangat rendah,” ujarnya.
Menurutnya, angka untuk pertumbuhan ekonomi pada 2020 hanya sebagai masa transisi sehingga tidak menjadi acuan yang sangat baku karena strategi dalam pemulihan merupakan paling penting.
Ia pun mengimbau agar pemerintah bisa terus memberikan stimulus menggunakan APBN dalam rangka mendorong permintaan domestik sehingga berdampak pada perekonomian nasional.
“Spending anggaran dari berbagai program dalam APBN sampai akhir 2020 ini bisa direalisasi karena akan memberikan amunisi cukup kuat untuk mendorong domestic demand,” jelasnya.
Baca juga: OJK pastikan keamanan transaksi digital terjaga saat pandemi COVID-19
Baca juga: OJK: Banyaknya temuan kasus adalah hasil reformasi pengawasan
Baca juga: Moeldoko jelaskan OJK di bawah UU, tidak termasuk yang akan dibubarkan
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020