Bandung (ANTARA News) - Ketua DPD Irman Gusman mengungkapkan, pihaknya telah berinisiatif mempertemukan pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara dalam satu forum informal untuk membahas dinamika persoalan yang saat ini berkembang di masyarakat.

"Saya sudah saling bertelepon dengan ketua-ketua lembaga tinggi negara, seperti MPR, MA, MK dan lain-lain untuk saling bertemu dalam satu acara santai semacam tea time," ujar Irman saat berbicara dalam acara press gathering Koordinatoriat Wartawan MPR/DPR/DPD di Bandung, Sabtu.

Menurut Irman, para pimpinan lembaga tinggi negara tersebut sudah bersepakat untuk bertemu pada Senin sore (23/11) di ruang Nusantara V Gedung DPD/DPR.

Disepakati pula bahwa diantara lembaga tinggi negara yang ada, MPR merupakan yang paling "senior" sehingga pada pertemuan pertama itu MPR akan menjadi pihak yang mengundang.

"Namun demikian semua ketua lembaga tinggi negara akan saling bergantian menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan selanjutnya," katanya.

Irman yang juga senator asal Sumatra Barat itu mengatakan bahwa para pimpinan lembaga tinggi negara harus menyamakan persepsi dalam mengatasi persoalan yang saat ini sedang berkembang di masyarakat.

Bagaimana pun, ia melanjutkan, dinamika persoalan yang muncul di masyarakat itu harus disikapi serius oleh lembaga-lembaga tinggi negara sehingga segera ada kepastian dan stabilitas.

Sementara itu terkait dengan tema press gathering yang mengambil tema "Menanti Keseriusan Pemerintah Dalam Moratorium Pemekaran Daerah," Irman mengatakan bahwa DPD menilai perlu adanya evaluasi yang komprehensif terhadap pemekaran wilayah itu.

Pada satu sisi, menurut Ketua DPD, pihaknya mendukung pemekaran sebagai bagian dari pelaksanaan otonomi daerah tetapi itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh kajian yang matang.

Namun pada aspek lain terdapat fakta pelayanan publik di daerah-daerah pemekaran belum berjalan maksimal.

"Selama ini pemekaran daerah banyak dimotivasi oleh kepentingan politik segelintir elite daerah yang ingin menjadi kepala daerah," kata Irman. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009