Alhasil, mungkin sebagian orangtua merasa "mati gaya" mencari ide permainan menarik yang bisa dinikmati anak selama masa adaptasi kebiasaan baru.
Psikolog Anna Surti Ariani menuturkan, sebetulnya ada banyak ide yang bisa digali orangtua dari kepala anak.
"Seringkali sebetulnya mereka sudah punya cukup banyak ide bermain di, hanya belum mampu untuk mengekspresikan dan mengeluarkan ide tersebut," kata Anna dalam acara virtual #MainYuk Dari Rumah bareng Paddle Pop, Rabu (22/7).
Baca juga: Cara tingkatkan kemampuan bersosialisasi si anak tunggal
Baca juga: Anak juga bisa stres karena sekolah dari rumah, atasi dengan bermain
Peran orangtua adalah membantu anak mengekspresikan gagasan yang sulit mereka kemukakan. Maka, orangtua perlu untuk bertanya dan mendengarkan jawaban si anak mengenai permainan yang ingin ia lakukan.
Setelah mendengarkan jawaban buah hati, jangan lupa untuk mengapresiasi idenya.
Selain menggali kreativitas anak, ini bisa mengeratkan hubungan antara anak dan orangtua.
"Anak jadi merasa didengarkan, merasa diterima oleh orangtua, hubungannya jadi lebih baik lagi."
Bukan berarti orangtua tidak boleh memberikan ide permainan kepada anak. Sesekali berikan anak ide permainan, tapi jangan sampai memaksa.
Mainan tak harus dibeli, bisa juga dibuat dari bahan-bahan yang ada di rumah, termasuk barang bekas.
Anak juga bisa diajak bermain sambil belajar agar terasa lebih menyenangkan untuk mereka.
Baca juga: Tips membuat anak tidak lupa waktu saat bermain
Baca juga: Orangtua, ini alasannya anak-anak harus dibiarkan bermain
Baca juga: Psikolog: anak tak butuh barang tapi waktu
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020