New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh lagi terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena para pelaku pasar mempertimbangkan dampak dari lonjakan infeksi virus corona yang berkelanjutan di negara itu.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,14 persen menjadi 94,9861.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1569 dolar AS dari 1,1530 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2739 dolar AS dari 1,2755 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia melemah menjadi 0,7141 dolar AS dari 0,7145 dolar AS.
Dolar AS dibeli pada 107,23 yen Jepang, lebih tinggi dari 106,78 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS juga melemah menjadi 0,9297 franc Swiss dari 0,9327 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3414 dolar Kanada dari 1,3438 dolar Kanada.
Presiden AS Donald Trump melanjutkan pengarahan persnya tentang pandemi virus corona pada Selasa (21/7/2020), mengakui bahwa situasi di negara itu akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.
"Krisis masih jauh dari selesai di AS dan akan meninggalkan jejak yang jelas dalam perekonomian," ujar Antje Praefcke, analis di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan Rabu (22/7/2020).
Lebih dari 3,9 juta kasus COVID-19 terkonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 142.000 kematian hingga Rabu sore (22/7/2020), menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.
Baca juga: Dolar terjungkal, saat kesepakatan stimulus UE angkat euro naik tajam
Baca juga: Dolar turun ketika euro menguat didukung harapan dana pemulihan UE
Baca juga: Dolar terangkat ketika lonjakan kasus virus memicu penghindaran risiko
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020