Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mematangkan program revitalisasi pabrik gula di tanah air dengan menargetkan mendirikan 10 pabrik gula baru pada 2014.

"Untuk mengantispasi kebutuhan gula konsumsi dan gula rafinasi hingga 2014 diperlukan tambahan pabrik sebesar 10 unit," kata Menneg BUMN Mustafa Abubakar, usai rapat kerja dengan Mendag Mari Elka Pangestu dan Menperin MS Hidayat, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat malam.

Menurur Mustafa, pertemuan tersebut membahas tiga hal pertama, mengevaluasi produksi stok gula nasional, kedua revitalisasi pabrik gula, dan ketiga skema pembiayaan revitalisasi.

Khusus revitalisasi, Mustafa menjelaskan pemerintah akan melakukan dua pola, yaitu memperbaiki pabrik gula yang lama yang umumnya dipunyai oleh PTPN dan Rajawali Nusantara Indonesia.

Selanjutnya, memberikan kesempatan didirikannya pabrik baru gula.

Ia menjelaskan, setiap satu unit pabrik berkapasitas 15.000 ton dibutuhkan investasi Rp1 triliun-Rp1,5 triliun.

"Pabrik baru bisa sebagian dibangun BUMN maupun swasta," ujarnya.

Mustafa menambahkan, skema pembiayaan akan didanai BRI dan bank bumn lainnya, serta Bank Bukopin.

Perbankan antusias masuk dalam konsep revitalisasi pabrik gula.

Baik fasilitas kredit untuk membangun pabrik atau memperbaiki pabrik yang ada ataupun fasilitas kredit untuk para petani tebu (on farm).

"Pembiayaan kredit melalui KUR akan diarahkan untuk diserap kepada petani tebu, sehingga terjalin sinergi Bank BUMN gula dan petani yang dibangun dalam satu sistem," tegasnya.

Selain itu tandasnya, rapat gabungan tiga menteri tersebut juga membahas Perum Bulog dan Perusahaan Perdagangan Indonesia yang dilibatkan membeli dan menampung hasil produksi gula.

Ia melanjutkan, pertemuan tiga menteri berikutnya akan dilakukan di Departemen Perdagangan pada Selasa (24/11) membahas masalah fasilitas kredit termasuk soal penetapan bunga subsidi.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009