Sejumlah pejabat dan para penggemar tinju berkumpul di bandar udara internasional Manila untuk menyambut Pacquaio yang lima hari lalu mengalahkan petinju Puerto Riko Miguel Coto, sebagaimana dikutip dari AFP.
Tangan kanan dan telinga Pacquiao terlihat masih diplester ketika ia dihujani pertanyaan seputar kehidupan cintanya dan mengenai kemungkinan lawan berikutnya, Floyd Mayweather.
"Kami tidak memaksakan pertarungan lawan dia. Memang benar ia adalah petinju yang menantang saya," kata Pacquaio sambil tersenyum kepada wartawan, disamping istrinya Jinkee dan tiga anaknya yang tampak sedang memainkan sabuknya.
Di bandara tersebut juga terbentang spanduk bertulisan: "selamat datang kembali -- petinju terbaik dunia sepanjang masa"
Ia mengatakan, rencana pertamanya adalah istirahat di rumahnya di pulau Mindanao, sebelum mengurus bisnis -- termasuk mendaftarkan pencalonannya untuk kursi di kongres.
Iring-iringan lebih dari 20 kendaraan yang dikawal polisi mengantar Pacquaio ke sebuah hotel, di mana sudah disiapkan penyambutan berupa balon-balon dan taburan kertas warna warni.
Setelah sarapan pagi sambil menyaksikan rekaman pertarungannya di Las Vegas, ia menuju ke sebuah gereja Katolik di distrik Quiapo Manila.
Di gereja itu Pacquaio sempat diminta untuk menyampaikan pesan-pesannya untuk para jemaat yang sebagian besar merupakan rakyat miskin Filipina yang sudah berjam-jam menunggu untuk melihat petinju itu.
"Saya menjalani hidup saya seperti sehari-hari. Saya bangga meraih prestasi ini. Ini karena Tuhan dan doa anda-anda. Saya percaya pada kekuataan Tuhan, seratus persen," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009