"Pelaku pasar masih melepas rupiah untuk mencari untung seiring dengan melemahnya bursa Wall Street. Namun aksi lepas rupiah relatif tidak besar, sehingga koreksi harga yang terjadi rata-rata kecil," kata Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, rupiah kemungkinan akan kembali terpuruk pada sore nanti, karena kuatanya tekanan jual baik dari pasar domestik maupun eksternal.
Selain itu pelaku pasar juga masih menunggu hasil rekomendasi Tim 8 yang telah disampai kepada Kepala Negara yang akan memberikan tanggapannya pada Senin depan, katanya.
Rupiah, lanjutnya, berpeluang melemah lagi hingga ke kisaran antara Rp9.500 sampai Rp9.700 per dolar, namun pada posisi itu Bank Indonesia (BI) kemungkinan masih belum melakukan intervensi pasar.
"Apabila rupiah mendekati angka Rp10.000 per dolar, maka BI baru akan masuk pasar," katanya.
Tekanan rupiah terjadi karena saham-saham di Wall Street melemah, di tengah kekhawatiran baru tentang laju pemulihan ekonomi dan penurunan peringkat perusahaan-perusahaan utama Amerika di sektor teknologi.
"Oleh karena itu, pelaku pasar memperkirakan rupiah akan terus terpuruk sampai akhir tahun ini," ujar Edwin. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009