London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia mundur kembali di perdagangan London pada Kamis waktu setempat, satu hari setelah naik hingga di atas 80 dolar di tengah berita penurunan persediaan energi Amerika, karena pedagang melakukan aksi ambil untung.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, jatuh 1,83 dolar ke 77,75 dolar per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari juga turun 1,63 dolar menjadi 77,84 dolar per barel.
Cadangan minyak mentah di Amerika Serikat -- negara konsumen energi terbesar di dunia -- turun 900.000 barel dalam pekan yang berakhir 13 November, Departemen Energi AS (DoE) mengumumkan pada Rabu.
Penurunan ini lebih dari 600.000 barel yang diantisipasi oleh pasar.
Persediaan bensin AS jatuh 1,7 juta barel, mengalahkan ekspektasi kenaikan kecil.
DoE menambahkan bahwa timbunan sulingan, yang termasuk diesel dan bahan bakar pemanas, turun 300.000 barel. Para analis telah memproyeksikan penurunan lebih besar 500.000 barel.
"Laporan terbaru termasuk agak bullish (mendukung harga) bagi pasar minyak," kata para analis dari Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah laporannya.
Namun mereka mengingatkan bahwa "gambaran besar tetap menjadi salah satu yang masih lemah permintaan minyak AS."
Para analis mengatakan penurunan tingkat persediaan diperburuk oleh Badai Ida, yang melemah menjadi badai tropis awal bulan ini, tetapi mengarah pada penutupan beberapa instalasi minyak di Teluk Meksiko.
AS dipandang sebagai kunci untuk mengangkat permintaan minyak, yang telah terkena kemerosotan ekonomi global.
Harga minyak mentah telah melonjak 2,50 dolar AS pada Senin karena dolar yang lemah dan data yang menunjukkan bahwa ekonomi Jepang berkembang 1,2 persen pada periode Juli-September, kata para pedagang.
Itu adalah kenaikan kuartalan kedua berturut-turut ekonomi terbesar kedua di dunia.
Sementara itu, Presiden OPEC Jose Maria Botelho de Vasconcelos telah mengisyaratkan bahwa harga minyak 75-80 dolar adalah tingkat yang memadai untuk memungkinkan pemulihan ekonomi global.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memompa sekitar 40 persen dari produksi minyak dunia.
Pasar minyak minggu ini juga mengikuti peristiwa di eksportir minyak Nigeria, dimana kelompok bersenjata utama telah menuduh militer melancarkan serangan fajar di desa di daerah penghasil minyak mentah, mengatakan hal itu bisa mengancam pembicaraan perdamaian. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009