London (ANTARA News/AFP) - Pasar saham utama Eropa mendapat sebuah pukulan pada Kamis waktu setempat, di tengah kekhawatiran baru tentang kekuatan pemulihan dari krisis ekonomi global terburuk dalam beberapa dasawarsa setelah beberapa data dan prakiraan bervariasi.

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan pertumbuhan di Eropa telah kembali lebih awal dari yang diharapkan, tetapi memperingatkan pemulihan akan menjadi lambat dan dapat diabaikan oleh ketidakstabilan sektor keuangan dan pengangguran.

OECD juga mendesak negara-negara maju agar langkah-langkah stimulus ekonomi dipertahankan, memperingatkan pemerintah untuk mengatasi memuncaknya utang dan mengatakan pertumbuhan "kemungkinan berfluktuasi sekitar tren moderat yang mendasarinya untuk beberapa waktu ke depan."

Indeks utama di London, FTSE 100 jatuh 1,39 persen menjadi 5.267,7 poin, indeks DAX di Frankfurt kehilangan 1,48 persen menjadi ditutup pada 5.702,18 poin dan di Paris indeks CAC 40 jatuh 1,77 persen menjadi 3.760,22 poin.

Saham di Zurich turun 1,29 persen, Madrid kehilangan 1,56 persen, Brussels turun 1,58 persen dan Milan jatuh 2,19 persen. Indeks DJ Euro Stoxx 50 dari saham utama zona euro turun 1,55 persen menjadi 2.863,33 poin.

Harga logam yang lebih rendah membantu menekan saham lebih lanjut, dengan perusahaan pertambangan mengalami kemerosotan terbesar di London Stock Exchange.

"Dampak volatilitas sektor pertambangan terus dirasakan, dengan sembilan dari sepuluh penurunan terbesar (di FTSE 100) datang dari industri itu," kata David Jones dari IG Index.

Sementara itu investor di London merenungkan berita bahwa resesi Inggris telah memicu defisit publik sebesar 5,9 miliar pound (6,6 miliar euro, 9,8 miliar dolar AS) pada bulan Oktober.

Defisit -- atau "persyaratan kas bersih sektor publik " -- untuk Oktober dibandingkan dengan pembayaran 2,5 miliar pound dalam bulan yang sama tahun 2008, Kantor Statistik Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Resesi terpanjang Inggris pada catatan, yang berkelanjutan, telah melemahkan pendapatan pajak dan meningkatkan pengeluaran pemerintah atas tunjangan pengangguran dan langkah-langkah stimulus ekonomi.

Pada catatan yang lebih optimis, penjualan ritel Inggris naik dengan 3,4 persen pada Oktober dari bulan yang sama pada tahun 2008 -- kenaikan tahun-ke-tahun yang paling tajam selama 17 bulan.

Di Tokyo indeks Nikkei-225 merosot 1,32 persen pada hari sebelumnya ditutup di 9.549,47 poin, tertekan oleh kinerja lemah di Wall Street dan kekhawatiran tentang perusahaan domestik rencana untuk menerbitkan saham baru, kata para pedagang.

Saham AS berakhir sebagian besar lebih rendah pada hari Rabu, karena investor mengkonsolidasikan keuntungan besar baru-baru ini.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009