Tangerang (ANTARA News) - Sekitar 10.000 replika kincir angin hasil kreasi 1.800 pelajar Sekolah Pembangunan Jaya, Bintaro, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, meraih Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Kamis.
Replika kincir angin itu diciptakan ribuan pelajar dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA Sekolah Pembangunan Jaya, Bintaro, Tangsel.
Pembuatan 10.000 replika kincir angin itu merupakan bentuk keprihatinan 1.800 pelajar Sekolah Pembangunan Jaya, Bintaro terhadap pemadaman listrik yang terjadi di Tangerang.
"Kincir angin salah satu energi alternatif untuk mengatasi pemadaman listrik," ujar Rafli (13) salah seorang pelajar Sekolah Pembangunan Jaya, Bintaro di Tangerang, Kamis.
Replika kincir angin itu sendiri dibuat dari bahan dasar sebuah gelas plastik bekas produk minuman yang dipotong menjadi delapan bagian.
Setelah kincir angin dibuat, satu persatu pelajar tersebut memegang kincir angin kemudian melayangkan ke udara.
Selain dipegang, kincir angin replika itu ditancapkan ke tanah lapang, ditembok dan di sebuah kayu yang telah dipaku.
"Kemudian berputar ditiup angin, seru sekali jika dilihat," aku Rafli.
Sementara itu, Ketua Rekor MURI Jaya Suparna mengatakan, proses pembuatan 10.000 kincir angin replika membutuhkan waktu kurang lebih selama dua pekan.
Dari 1.800 pelajar yang dilibatkan masing-masing pelajar tersebut membuat lima hingga delapan kincir angin replika.
"Kincir angin ini merupakan hasil kreasi mereka, tentunya bisa menjadi motivasi bagi pelajar lain," kata Jaya.
Dia mengungkapkan, kincir angin yang dibuat ribuan pelajar Sekolah Pembangunan Jaya, Bintaro, merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Setidaknya ribuan kincir angin yang dihasilkan oleh 1.800 pelajar bisa menjadi cara lain sebagai energi pembangkit listrik.
"Kegiatan ini mengandung pesan, yaitu upaya membangkitkan sains sebagai bagian dari kehidupan kalangan pelajar," ungkap Jaya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009