Salah seorang warga RT 02 RW 20 Kampung Cieunteung, Dadan (32), bersama istri dan kedua anaknya, sekitar pukul 23.30 WIB, terpaksa meninggalkan rumahnya yang mulai tergenang air.
Mulai malam ini, Dadan bersama keluarganya, mengungsi ke rumah orang tuanya dengan harapan tidak terjebak luapan air Sungai Citarum saat mereka terlelap tidur di rumahnya.
"Genangan air di rumah saya belum begitu tinggi. Tapi untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, saya bawa istri dan anak-anak ke rumah neneknya," kata Dadan, yang menyandang dua tas berisi pakaian.
Dadan menuturkan, luapan air sungai terpanjang di Jawa Barat ini, sejak Kamis sore terus naik. Malihat air mulai menggenangi lantai teras depan rumahnya ia langsung mengemasi beberapa potong pakaian ke dalam tas.
"Untuk sementara saya bawa pakaian dulu. Nanti kalau anak-anak dan istri saya sudah sampai di rumah orang tua, saya kembali ke rumah mengemasi barang dan mengamankan barang-barang lainnya," kata Dadan kepada ANTARA.
Sejumlah warga lainnya melakukan hal yang sama dengan Dadan. Mereka menyusuri jalan yang mulai terendam air berwarna kecoklatan, meninggalkan rumah mereka masing-masing, untuk mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Sementara warga Cieunteung yang memiliki rumah bertingkat, tidak mengungsi, mereka hanya nampak sibuk mengamankan barang-barang, terutama barang-barang elektronik, yang bisa dinaikkan ke lantai kedua rumahnya.
Dadan dan sejumlah warga lainnya menyebutkan, air mulai naik dam meluap dari aliran Sungai Citarum sekitar pukul 18.00 WIB bersamaan dengan derasnya guyuran hujan sore itu.
Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabuapaten Bandung bersama msyarakat sekitar mencoba mengendalikan air bah ini dengan memasang lima unit mesin pompa, pada tanggul yang baru dibangun itu.
Sambas, salah seorang anggota Tim Tagana, Jumat, menyebutkan jumlah rumah yang terendam hingga pukul 00.00 WIB, mencapai ratusan unit, dengan ketinggian air antara 20 centi meter hingga sebatas pinggang orang tua.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009