Petugas lapangan tersebut di antaranya adalah personel Satuan Polisi Pamong Praja, personel keamanan di Malioboro atau Jogoboro, petugas Dinas Perhubungan, petugas Public Safety Center (PSC) 119 yang berhubungan langsung dengan penanganan kegawatdaru

Yogyakarta (ANTARA) - Setelah melakukan tes usap tenggorokan (swab) untuk ratusan petugas medis dan nonmedis yang bekerja di seluruh puskesmas di Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta akan melanjutkan tes tersebut untuk petugas lapangan, yang juga dinilai memiliki risiko terpapar COVID-19.

“Untuk pelaksanaannya masih menunggu penjadwalan karena kegiatan ini bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Pemerintah Kota Yogyakarta memperoleh kuota untuk 1.700 tes usap dan sudah dimanfaatkan untuk sekitar 900 petugas sehingga masih ada sisa yang bisa digunakan untuk tes itu bagi petugas lapangan.

Petugas lapangan tersebut di antaranya adalah personel Satuan Polisi Pamong Praja, personel keamanan di Malioboro atau Jogoboro, petugas Dinas Perhubungan, petugas Public Safety Center (PSC) 119 yang berhubungan langsung dengan penanganan kegawatdaruratan medis.

“Petugas lapangan juga menjadi prioritas supaya kami pun dapat memastikan kondisi kesehatan mereka karena selalu berhubungan dengan banyak masyarakat secara langsung,” katanya.

Sebelumnya, hasil tes usap untuk sekitar 900 petugas medis dan nonmedis yang bertugas di puskesmas di Kota Yogyakarta seluruhnya menunjukkan hasil negatif. “Alhamdulillah hasilnya seluruhnya negatif,” katanya.

Selain tes usap, sejumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta baik kepala dinas hingga pegawai di kelurahan dan kecamatan juga menjalani tes cepat (rapid test), di mana hasilnya, sebanyak 14 pegawai dinyatakan reaktif.

“Mereka langsung menjalani uji 'swab' dan kami masih menunggu hasilnya. Secara umum, kondisi kesehatan mereka baik dan seluruhnya menjalani isolasi mandiri,” katanya.

Heroe Poerwadi menambahkan, kegiatan penelusuran menjadi kunci dalam pengendalian penularan virus corona di Kota Yogyakarta sehingga kasus tidak semakin melebar. ”Rerata 'positivity rate' di Kota Yogyakarta adalah sekitar tiga persen,” katanya.

Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id hingga Selasa (21/7) tidak ada tambahan pasien positif sehingga jumlah pasien positif COVID-19 di Yogyakarta yang masih menjalani perawatan sebanyak tiga orang, 38 pasien sembuh, dan dua meninggal dunia.

Selain itu ada tambahan enam orang dalam pemantauan dan dua pasien dalam pengawasan.

Baca juga: Bandara Yogyakarta wajibkan penumpang tujuan Jakarta tes swab PCR

Baca juga: Yogyakarta siapkan anggaran pembelian rapid test COVID-19

Baca juga: Wisatawan ke Yogyakarta diimbau bawa surat keterangan sehat

Baca juga: Yogyakarta siapkan tahapan pemulihan pancapandemi

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020