Donetsk, Ukraina, (ANTARA News) - Pelatih Yunani Otto Rehhagel berterima kasih kepada Tuhan setelah timnya menang 1-0 atas Ukraina, Rabu, sehingga mereka lolos ke babak final Piala Dunia tahun depan di Afrika Selatan.

"Pemain saya diberi hadiah hari ini dengan tampil memiliki semangat juang luar biasa. Kami katakan tidak ada jalah yang terlalu jauh dan untuk berhasil Anda karena Anda memiliki pemberian semangat dari Tuhan," katanya kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Reuters..

Yunani, yang menjadi tim "underdog" setelah bermain imbang 0-0 pada pertemuan pertama playoff Eropa dengan Ukraina di Athena empat hari lalu, menghentakkan tim tuan rumah lewat gol babak pertama yang dilahirkan Dimitris Salpigidis.

Pelatih dari Jerman itu mendapat tekanan berat setelah timnya berada di urutan kedua penyisihan grup, setelah kalah dalam dua laga melawan Swiss sehingga gagal maju otomatis ke Afrika Selatan.

Di samping kritikan media menyusul penampilan mereka yang tidak bagus saat Yunani menurunkan lima pemain bertahan Sabtu lalu, pelatih itu masih tetap dengan strateginya, bahkan ia mengeluarkan nada bercanda.

"Kami akan memainkan permainan sepak bola menakjubkan bila kami memiliki (Lionel) Messi, Kaka, (Andres) Iniesta dan Xavi dalam tim kami," kata Rehhagel dengan nada humor.

"Ukrainia tampil amat bagus dan kombinasi serangan mereka mengejutkan, tetapi kami melakukan serangan balik dengan cepat dan berhasil," katanya.

Rehhagel, yang bertanggung jawab atas tim Yunani mulai 2001, kini sudah memiliki catatan rekor membawa tim juara Euro 2004 ke Piala Dunia dan dua Kejuaraan Eropa, selama karirnya melatih delapan tahun.

Piala Dunia juga merupakan mata rantai yang hilang dari karir Rehhagel yang 50 tahun berkecimpung dalam sepak bola. Pelatih berusia 71 tahun itu belum pernah tampil di Piala Dunia, baik sebagai pemain mau pun sebagai pelatih.

Ukraina, dalam usaha mereka tampil kedua kalinya di Piala Dunia, melakukan tekanan terus menerus ke kubu lawan tetapi tidak berhasil mencetak gol.

"Amat menyakitkan mengakhiri pertandingan dengan cara seperti ini, karena kami sebenarnya pantas maju ke Piala Dunia. Kami sedikit kurang matang sehingga gagal memenuhi mimpi kami," kata pelatih Olexiy Mikhailichenko kepada wartawan.

Ia mengatakan, mahalnya harga tiket juga menyebabkan banyak bangku kosong dalam stadion itu berkapasitas 50.000 tempat duduk itu.

"Adanya ambisi beberapa orang membuat tiket tidak terjual sehingga stadion tidak penuh. Saya merasa seperti bermain di tempat netral," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009