Ketentuan itu diterapkan pada saat pemerintah terus berupaya menurunkan kemungkinan kasus impor virus corona di tengah perjalanan internasional yang mulai meningkat.
Tes asam nukleat harus dilakukan dalam lima hari sebelum keberangkatan, kata Badan Pengatur Penerbangan China (CAAC) di situsnya.
Uji asam nukleat itu, kata CAAC, harus dilakukan di fasilitas-fasilitas yang ditunjuk atau dikenal oleh kedutaan China di negara-negara bersangkutan.
Kedutaan China akan dengan sangat hati-hati memeriksa kapasitas pengujian di negara terkait dan merumuskan prosedur perjalanan setelah persyaratan pengujian dipenuhi, kata CAAC.
Pengumuman itu muncul pada saat negara-negara mengalami masalah kapasitas dan kecepatan pengujian corona.
Di beberapa wilayah Amerika Serikat, tes COVID-19 bisa memakan waktu hingga dua minggu untuk diketahui hasilnya.
Di beberapa negara lain, tes asam nukleat hanya diberikan kepada orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19 atau yang mengalami gejala-gejala penyakit tersebut.
Pada Juni, CAAC mulai mengizinkan lebih banyak maskapai asing untuk melanjutkan penerbangan di China dan menambah jumlah penerbangan ke negara itu saat ekonomi sedang berada dalam pemulihan.
Deutsche Lufthansa AG pada Jumat pekan lalu mengatakan pihaknya akan menggandakan jumlah penerbangan dari dan ke China dalam beberapa pekan mendatang.
Air France KLM SA mengatakan sudah mengantongi izin untuk melakukan lebih banyak penerbangan rute China.
Sejumlah maskapai penerbangan ditangguhkan operasinya untuk rute China setelah lebih dari lima penumpang, pada saat kedatangan, dinyatakan positif mengidap virus corona.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ada wabah virus corona, UEA saring penumpang dari China
Baca juga: Singapura perluas pemeriksaan virus corona kepada penumpang dari China
Baca juga: China tangguhkan empat penerbangan akibat impor COVID-19
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020