Kinshasa (ANTARA News/AFP) - Sedikitnya 100 orang tewas dalam bentrokan antar-etnik di Republik Demokratik Kongo baratlaut yang telah menyebabkan 25.000 warga sipil melarikan diri, PBB mengatakan, Rabu.
"Kami kira bahwa ada sedikitnya 100 orang tewas" dalam bentrokan bulan lalu, kata Maurizio Giuliano dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Banyak dari korban tenggelam ketika melintasi sungai Oubangui dalam upaya untuk mencapai perlindungan di Republik Kongo yang berdekatan, ujarnya.
Badan hak asasi manusia PBB menyebutkan korban 60 orang tewas pada 6 November, tapi OCHA menyatakan Rabu, jumlahnya jauh lebih tinggi.
Bentrokan suku Munzaya dan Enyele itu karena hak tanah dan pencarian ikan di wilayah sekitar Dongo di provinsi Equateur di DRC baratlaut pada 28 dan 29 Oktober.
OCHA mengatakan bentrokan itu telah memicu kepergian sekitar 25.000 penduduk Dongo dan daerah sekitarnya, sebagian besar dari mereka menuju ke Kongo.
Kekerasan pertama antara kelompok etnik itu meletus pada Maret 2009, ketika hampir 200 gubuk terbakar dan 1.200 orang mencari tempat perlindungan di perbatasan, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009